JAKARTA. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro mendesak pemerintah untuk segera mengopersaikan dry port tersebut. Pasalnya pelaku industri yang berada di Jakarta Timur dan Bekasi sudah mengidamkan bisa menerima dan mengirimkan barang dari pelabuhan tersebut.Toto berharap fasilitas layanan ekspor impor barang di dryport Jababeka bisa dilakukan selama 24 jam per hari dan tujuh hari seminggu."GPEI dan Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) akan segera mensosialisasikan penggunaan dryport tersebut ke kalangan industri setelah Ditjen Bea dan Cukai memberikan izin operasi dryport tersebut. Sehingga eksportir tidak perlu mengambil kontainer dari Tanjung Priok bila ada dryport," kata Toto. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk di Cikarang menanam investasi tahap awal sebesar Rp 200 miliar untuk membangun dryport diatas lahan seluas 10 hektare. Sementara ke depannya, perusahaan yang dipimpin oleh SD Darmono berencana memperluas kawasan dryport sampai 200 hektare dengan total investasi Rp 2 triliun. Dana tersebut sebagian berasal dari kas internal perusahaan dan sisanya dari mitra asal Jepang dan Hong Kong.Menurut Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda dryport itu akan berfungsi sebagai tempat untuk melakukan proses pengurusan dokumen kepabeanan para pengusaha dapat dilakukan di kawasan industri. Dus, eksportir dan importir tidak perlu melakukan proses clearance saat di pelabuhan laut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Usai Kantongi Izin Operasi, Asosiasi Bakal Sosialisasikan Dryport Jababeka
JAKARTA. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro mendesak pemerintah untuk segera mengopersaikan dry port tersebut. Pasalnya pelaku industri yang berada di Jakarta Timur dan Bekasi sudah mengidamkan bisa menerima dan mengirimkan barang dari pelabuhan tersebut.Toto berharap fasilitas layanan ekspor impor barang di dryport Jababeka bisa dilakukan selama 24 jam per hari dan tujuh hari seminggu."GPEI dan Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) akan segera mensosialisasikan penggunaan dryport tersebut ke kalangan industri setelah Ditjen Bea dan Cukai memberikan izin operasi dryport tersebut. Sehingga eksportir tidak perlu mengambil kontainer dari Tanjung Priok bila ada dryport," kata Toto. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk di Cikarang menanam investasi tahap awal sebesar Rp 200 miliar untuk membangun dryport diatas lahan seluas 10 hektare. Sementara ke depannya, perusahaan yang dipimpin oleh SD Darmono berencana memperluas kawasan dryport sampai 200 hektare dengan total investasi Rp 2 triliun. Dana tersebut sebagian berasal dari kas internal perusahaan dan sisanya dari mitra asal Jepang dan Hong Kong.Menurut Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda dryport itu akan berfungsi sebagai tempat untuk melakukan proses pengurusan dokumen kepabeanan para pengusaha dapat dilakukan di kawasan industri. Dus, eksportir dan importir tidak perlu melakukan proses clearance saat di pelabuhan laut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News