KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan pabrik Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 milik anak usaha PT Barito Pacific Tbk (
BRPT), yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) siap memasuki babak baru. Usai kedatangan investor dari Thailand, pabrik petrokimia ini akan memasuki tahap bagian
engineering. David Kosasih, Direktur Keuangan Barito Pacific menjabarkan, tahap yang dimaksud adalah finalisasi desain
engineering pabrik. Setelah itu, pembangunan pabrik akan mulai siap memasuki bagian pendanaan selanjutnya, yang sebelumnya berasal dari ekuitas dan investor. “Target
financing nanti di tahun 2022 paruh kedua,” terang David, Jumat (15/10). Namun, David belum membeberkan lebih detail terkait skema pendanaan tambahan. Dia mengatakan, bentuk pendanaan tambahan untuk CAP2 masih dalam tahap analisis manajemen.
“Bentuknya belum bisa diungkapkan, yang pasti dicari pendanaan yang paling sesuai. Nanti instrumennya masih akan dipelajari, sampai akhirnya bisa kami update kembali,” sambung dia.
Baca Juga: Sampai akhir tahun ini, Chandra Asri (TPIA) incar pendapatan US$ 2,5 miliar Asal tahu, TPIA akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang Refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis pembangunan CAP2 melalui proses yang ketat. Dipilihnya Thaioil dengan mempertimbangkan penyelarasan strategis, nilai sinergis, prinsip kemitraan, manajemen hingga kesesuaian teknologi. Secara keseluruhan, Thaioil memiliki nilai kecocokan terkuat dalam pengetahuan teknis dan keahlian di industri petrokimia, termasuk mengenai manajemen, keuangan dan keahlian teknis. Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15% kepemilikan saham di Chandra Asri setelah
rights issue dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57% dari kepemilikan saham di Chandra Asri, mencapai hingga US$ 1,3 miliar. Modal US$ 1,3 Miliar ini merupakan bagian dari investasi untuk pembiayaan CAP2 yang biaya proyeknya mencapai US$ 5 miliar. Thaioil dan SCG selanjutnya dapat berinvestasi hingga US$ 400 juta. David mengatakan, setelah
rights issue ini kepemilikan BRPT di TPIA sebesar 38,5%. Pabrik CAP2 ini akan menggandakan kapasitas produksi TPIA saat ini, dari semula 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Dengan demikian, kehadiran CAP 2 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar petrokimia domestik dan mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap barang impor. David optimistis, kinerja BRPT tahun ini akan cukup cemerlang, baik untuk TPIA maupun Star Energy. Sebab, anak-anak usaha BRPT beroperasi secara optimal dan tidak ada jadwal
maintenance di tahun ini.
Baca Juga: Chandra Asri dan Aramco Trading teken MoU untuk jamin pasokan bahan baku Rencana IPO Star Energy Di kesempatan yang sama, Wakil Direktur Barito Pacific Rudy Suparman mengatakan, rencana
initial public offering (IPO) Star Energy terus berjalan. Hal ini mengingat Barito Pacific dan Chandra Asri sudah berstatus perusahaan terbuka.
“Demikian harapan kami terhadap Star Energy agar menjadi
public company sedang kami lakukan,” terang Rudy. Star Energy saat ini berfokus melakukan eksplorasi untuk menemukan energi terbarukan panas bumi lebih besar. Eksplorasi sedang dilakukan di Hamiding (Maluku Utara) dan Sekincau (Lampung).
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) terbitkan obligasi Rp 1 triliun, simak rincian kupon & tenornya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati