KONTAN.Co.ID-JAKARTA. PT Millennium Pharmacon Tbk (
SDPC) kembali berekspansi dengan mengakuisisi tanah dan bangunan di Bekasi senilai Rp 44 miliar baru-baru ini. Bangunan ini hendak digunakan sebagai pusat pergudangan bagi emiten distributor farmasi tersebut. Bukan tanpa alasan SDPC menjadikan Bekasi sebagai lokasi gudang baru perusahaan tersebut. Direktur Utama Millenium Pharmacon International Ahmad Bin Abu Bakar mengatakan, Bekasi merupakan salah satu daerah yang strategis untuk dijadikan lokasi pergudangan. "Dukungan pemerintah dan infrastruktur di sana sudah memadai dan kami sudah memenuhi persyaratan regulasi untuk bisnis," ujar dia, Kamis (28/12).
Baca Juga: Millenium Pharmacon International (SDPC) Bidik Pertumbuhan 15% di 2024 Gudang pusat baru SDPC di Bekasi berada di lokasi yang dekat dengan gudang pusat perusahaan yang sudah berdiri di Cakung, Jakarta Timur. Dengan jarak yang saling berdekatan, keberadaan gudang pusat di Bekasi tidak akan mempengaruhi biaya pengeluaran baik dari sisi SDPC maupun prinsipal perusahaan tersebut. Tidak hanya itu, gudang pusat baru di Bekasi juga dekat dengan kantor cabang SDPC yang berada di kota yang sama. Ini akan berdampak positif bagi efektivitas kinerja operasional SDPC pada masa mendatang. Asal tahu saja, untuk membiayai akuisisi lahan dan bangunan di Bekasi senilai Rp 44 miliar, SDPC memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). SDPC membeli lahan dan bangunan di sana dari PT Sinar Elang Sakti Mas. Usai mengembangkan gudang pusat di Bekasi, Ahmad mengaku, sejauh ini belum ada rencana penambahan gudang pusat baru lagi yang akan dilakukan SDPC pada 2024. Walau begitu, Manajemen SDPC memastikan perusahaan ini akan tetap berekspansi menambah gudang di level cabang hingga membuka cabang-cabang baru di beberapa lokasi. "Skema pelaksanaan rencana bisnis ini akan difinalisasi segera pada awal tahun 2024," kata Ahmad. Selain itu, SDPC juga bersiap untuk kembali menambah prinsipal baru pada 2024 guna mendukung bisnis distribusi farmasi perusahaan. Walau belum diketahui nama prinsipalnya, SDPC akan fokus mencari prinsipal baru di bidang produk OTC atau obat yang dijual bebas serta alat kesehatan.
SDPC juga tidak menutup kemungkinan penambahan prinsipal baru di luar sektor farmasi dengan mempertimbangkan faktor efisiensi biaya. Dengan adanya sejumlah rencana bisnis tersebut, SDPC optimistis bisa meraih pertumbuhan pendapatan sekitar 6% sampai 7% pada 2024 mendatang. SDPC juga berharap bisa meraih laba bersih lebih tinggi dari tahun 2023. Hal ini didukung oleh permintaan produk farmasi dan alat kesehatan yang tetap bertumbuh setiap tahun di Indonesia. Mencuatnya kembali kasus Covid-19 juga dapat berdampak bagi permintaan produk farmasi yang didistribusikan oleh SDPC, meski tidak setinggi ketika periode pandemi lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .