Usai liburan, arah IHSG bergantung pada kekuatan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,86% ke level 5.993 pada perdagangan terakhir menjelang libur lebaran. Pelemahan ini dianggap wajar lantaran pelaku pasar melakukan profit taking sebelum libur panjang lebaran.

Di masa libur panjang ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG ketika pasar kembali buka nanti. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, dari dalam negeri tak ada data-data domestik penting yang berpotensi mempengaruhi laju IHSG nanti.

Namun investor perlu mewaspadai sentimen dari pasar regional maupun global. Terlebih, pada 14 Juni mendatang, The Federal Reserve akan kembali melangsungkan rapat Federal Open Market Committee (FOMC).


Pelaku pasar perlu memperhatikan kebijakan suku bunga The Fed. "Pasar akan melihat keputusan The Fed. Kalau dampaknya rupiah hanya terkoreksi tipis, akan jadi sentimen positif bagi pasar saham," kata Alfred.

Namun, jika rupiah melemah signifikan, pasar akan melihat respons Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas rupiah. Artinya, arah IHSG pascaliburan masih bergantung pada kekuatan rupiah menahan gempuran ekstenal.

Senior Research Analyst Kresna Securities Robertus Yanuar Hardy menilai, kelanjutan naiknya suku bunga The Fed sejatinya akan meningkatkan kepastian di pasar. Sementara itu, nilai tukar rupiah sudah mulai stabil.

Ia menilai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung dua kali di Mei lalu sudah memperhitungkan kenaikan suku bunga AS di bulan Juni ini. "Menurut kami sudah cukup priced in, suku bunga dari BI masih digunakan untuk mempertahankan stabilitas rupiah ke depannya," ujar Robertus.

Ia memprediksi, setelah liburan pasar akan kembali bergairah dan likuidias di pasar saham naik. "Meski tidak serta merta, tapi perlahan akan kembali meningkat, di saat itu ada kesempatan untuk investor kembali masuk ke pasar," prediksi Robertus.

Sementara analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, jika suku bunga acuan AS naik, saham perbankan bakal jadi penekan IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini