KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor infrastruktur melaju paling kencang, dan menjadi juara di antara 11 sektor saham Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercermin dari kinerja positif IDX sektor infrastruktur yang menembus kenaikan 82,73% secara
year to date (YtD) hingga Selasa (12/12). Komposisi sektor infrastruktur terdiri dari saham emiten dengan segmen bisnis yang bervariasi. Mulai dari industri konstruksi, jalan tol, telekomunikasi, hingga utilitas listrik termasuk energi baru dan terbarukan (EBT). Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengamati, dengan segmen bisnis yang beragam, belum ada sentimen khusus yang mampu menggerakkan saham di sektor ini secara menyeluruh.
"Karena emiten di sini (sektor infrastruktur) memiliki sentimen dan karakteristiknya masing-masing," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12). Adapun indikasi penguatan sektor infrastruktur yang melejit dibandingkan sektor lainnya, terutama terdongkrak oleh
demand signifikan terhadap saham EBT. Khususnya pada PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.125 Hari Ini (12/12), BBNI, BRPT, CUAN Paling Banyak Net Buy Asing Meski baru melantai di BEI pada 9 Oktober 2023, tapi BREN langsung tancap gas, dengan lonjakan harga mencapai 880,7%. BREN bahkan merangsek ke jajaran puncak market cap terbesar di BEI dengan nilai Rp 1.023 triliun. Alhasil, BREN punya bobot yang jumbo terhadap indeks. Turut terpapar euforia EBT, Miftahul melihat saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO) ikut menggerakkan sektor infrastruktur. "Di samping itu, saham emiten konstruksi tampak mulai menunjukkan perubahan arah sejak periode kuartal III," imbuh Miftahul. Junior Analyst Sinarmas Sekuritas, Dipta Daniswara, menambahkan salah satu katalis signifikan yang memengaruhi gerak sektor ini adalah anggaran infrastruktur yang dikucurkan pemerintah untuk proyek pembangunan. Kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menjadi katalis penting bagi sektor ini, terutama saham konstruksi. "Menunjukkan fokus pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur yang memiliki efek multiplier pada pertumbuhan ekonomi. Kenaikan anggaran infrastruktur akan memberikan peluang baru bagi emiten untuk mendapat perolehan kontrak baru," terang Dipta. Dipta sepakat, saham EBT seperti BREN dan PGEO menjadi penggerak sektor infrastruktur. Di samping itu, Dipta melihat saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR) juga memberikan kontribusi.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,52% Hari Ini, Simak Proyeksi Untuk Rabu (13/12) Adapun, saham emiten jalan tol plat merah ini sudah melaju 64,77% secara YtD. "Kenaikan harga saham JSMR ini sejalan dengan fundamental yang mencatatkan kinerja optimal," kata Dipta. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menaksir penguatan IDX infrastruktur masih bisa berlanjut. Hanya saja, Herditya mengingatkan penyokong utama sektor ini yakni BREN, berpotensi mengalami koreksi terlebih dulu jika tidak mampu menembus resistance di level Rp 8.175.
Saham Prospektif & Layak Koleksi
Sebagai pertimbangan koleksi, Herditya menjagokan saham JSMR dengan target harga di Rp 5.000 - Rp 5.200. Selain itu, saham telekomunikasi cukup menarik. Investor bisa melirik PT Indosat Tbk (
ISAT) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR). Target harga untuk ISAT ada di Rp 9.800 - Rp 10.375, sedangkan TOWR pada level Rp 975 - Rp 1.015. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi turut menyodorkan saham operator dan menara telekomunikasi. Leonardo memandang saham telekomunikasi bakal terpapar sentimen positif dari momentum Pemilu & Pilpres. Saham pilihannya adalah TOWR dengan target harga Rp 1.310, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (
MTEL) target harga Rp 860 dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) dengan target harga Rp 4.800. Masih terkait Pemilu & Pilrpes, Leonardo menilai momentum ini bisa jadi ajang
wait and see untuk saham-saham emiten konstruksi. "Bisa menjadi kunci signifikan, karena terkait dengan narasi dan kebijakan Presiden baru," ujarnya.
Miftahul sepakat, lebih baik
wait and see dulu terhadap saham konstruksi, khususnya BUMN Karya. Lantaran kelanjutan proyek pembangunan infrastruktur, terutama Ibu Kota Negara akan menjadi sentimen yang signifikan bagi saham-saham tersebut. Di sisi lain, Miftahul mengingatkan agar investor mewaspadai aksi profit taking rawan terjadi terhadap saham sektor infrastruktur yang sudah naik tinggi. Sedangkan sebagai pilihan investasi, Miftahul menjagokan TLKM dan JSMR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari