Usai melemah di pekan ini, bagaimana nasib IHSG di pekan depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (2/10) ditutup melemah 0,87% ke level 4.926,73. Pergerakan tersebut sekaligus mencerminkan pergerakan bursa dalam negeri yang melemah 0,39% dalam sepekan ini, bila dibandingkan pada penutupan Jumat (25/9) di level 4.945,79. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, pekan ini IHSG melemah terimbas oleh efek sentimen global. Dari dalam negeri, sentimen negatif berasal dari data deflasi yang dicatatkan pada September 2020 dan pelemahan rupiah sehingga membuat indeks lebih volatile dan menurun di akhir pekan. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,05% secara bulanan (mom) pada September 2020, yang menandakan deflasi dalam tiga bulan terakhir berturut-turut. 


Baca Juga: Simak prospek saham berkapitalisasi besar yang jadi pemberat IHSG di bulan lalu

Sementara itu nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Bank Indonesia (BI) tercatat terus melemah di kisaran Rp 14.876 per dolar Amerika Serikat (AS)-Rp 14.951 per dolar AS. Adapun pada penutupan Jumat (2/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat sebesar Rp 14.890.

Pergerakan kurs rupiah terus melemah sejak 21 September 2020 yang ditutup di level Rp 14.723 per dolar AS. "Ini mempengaruhi IHSG karena secara umum memang menunjukkan indikator ekonomi yang cenderung kurang baik," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10). 

Sedangkan berita mengenai Presiden AS Donald Trump dan Melania Trump positif Covid-19 hanya memberikan efek kejut yang imbasnya dirasakan hanya pada hari ini. "Bursa global juga kembali pulih pasca pemberitaan tadi," imbuh Chris. 

Sementara itu Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang telah menelan korban lebih dari 1 juta jiwa di dunia dengan laju penularan yang semakin cepat di banyak negara. "Investor juga bersikap hati-hati menjelang debat pertama calon presiden AS," jelas Zamzami. 

Baca Juga: IHSG turun 0,38% sepekan, rata-rata volume transaksi justru naik 10,85%

Dari dalam negeri, sentimen negatif muncul dari data indeks manufaktur yang menurun pada September 2020 menjadi 47,2 dari 50,8 di bulan Agustus 2020. Pergerakan arus keluar modal asing dalam sepekan juga dinilai berkontribusi pada pelemahan indeks. Berdasarkan data RTI, asing tercatat melakukan aksi jual di seluruh pasar mencapai Rp 1,42 triliun. 

Untuk pekan depan, Zamzami memprediksi IHSG memiliki potensi menguat dengan support 4.850 dan resistance 5.020. "Investor mencermati data indeks keyakinan konsumen dan cadangan devisa juga non-farm payroll AS," imbuhnya. 

Sedangkan Chris memprediksi IHSG pekan depan masih akan sideways area 4.814-4.998 dengan sentimen yang sama di pekan ini serta efek dari debat calon presiden AS, perkembangan rupiah dan virus Covid-19. 

Selanjutnya: Saham-saham yang banyak diobral asing saat IHSG kembali jatuh, Jumat (2/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi