Usai Melenggang 2 Hari, Dow Jones Kesleo Lagi



NEW YORK. Wall Street harus lebih berhati-hati dengan langkahnya. Setelah dua hari berjalan dengan mantap, nyatanya harus tergelincir lagi saat muncul beragam desakan agar utang pemerintah berada di level aman. Pasalnya, kabar-kabur pemberitaan mengenai perusahaan-perusahaan di AS mengingatkan para pemilik modal akan besarnya permasalahan ekonomi yang tengah mereka hadapi.

Kendati pasar terjun bebas, namun tidak diimbangi dengan penarikan yang sigap pula. Hal ini menunjukkan bahwa para investor bukan hanya merasa kesulitan, tetapi juga harus selektif. Dow Jones Industrials Average terjungkal 243 poin atau 2,72%, tetapi Nasdaq composite index hanya sedikit terpeleset saja sebesar 1,55%.

“Pasar kini tengah meluapkan perasaan yang saling bertentangan luar biasa akan masa depan,” kata Marian Kessler, co-portfolio manager pada Becker Value Equity Fund di Portland, Ore. Ia menambahkan, “Pasar kini tengah bergulat dengan situasi yang akan mereka hadapi pada tahun 2009, yaitu resesi yang begitu mendalam.”


Asal tahu saja, perdagangan terakhir menunjukkan bahwa pemilik modal dari lembaga-lembaga besar membatasi pertaruhan mereka dan meletakkan dananya di dua sisi pasar yang berbeda. Mereka tengah mencari sinyal pemulihan di pasar saham yang telah tercekik sebesar 43% dari titik puncaknya di bulan Oktober 2007. Di lain pihak, mereka juga memegang bond dan dana segar di tangan.

Para pemilik modal sungguh-sungguh khawatir bahwa kesulitan sejumlah perusahaan justru akan membikin perekonomian menjadi lebih rumit. FedEx, barometer perekonomian AS, memangkas pendapatan fiskal dan belanja modalnya di tahun 2009. Soalnya, perekonomian yang kini bergerak lambat telah mengikis pengiriman paket.

Hanya saja, kemerosotan pasar saham dalam dua sesi perdagangan ini tidak terlalu mengejutkan. Hanya saja, analis mengatakan, alasan untuk pergerakan saham hari ini, Selasa (9/12) tidak hanya berdasarkan kenaikan yang telah diperoleh selama dua hari sebelumnya. Wall Street masih terus menghitung bagaimana ‘bencana’ yang melanda perusahaan-perusahaan ini akan menggerus laba. Selain itu, lantai bursa juga masih akan mencermati bagaimana rencana presiden terpilih Barack Obama untuk menyedot ribuan tenaga kerja melalui paket infrastrukturnya akan menolong perekonomian.

Pada perdagangan hari Selasa kemarin, Dow Jones industrial average tergelincir 242,85, atau 2,72% menjadi 8.691,33 setelah membukukan kenaikan sebesar 560 poin pada perdagangan hari Jumat dan Senin.

Tak cuma Dow Jones yang memble, Standard & Poor''s 500 index juga harus mengikhlaskan 21,03, atau 2,31%, menjadi 888,67. Sedangkan Nasdaq composite index juga terjungkal 24,40 atau 1,55% menjadi 1.547,34.

Russell 2000 index dari perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga melandai 15,67 atau 3,26% menjadi 465,71.

Wall Street kini tengah menunggu para penentu kebijakan untuk merampungkan negosiasi bailout sebesar US$ 15 miliar untuk General Motors Corp. dan Chrysler LLC. Keputusan akhir untuk tiga pabrikan otomotif ini kemungkinan akan rampung pada hari Rabu besok. Pasar sangat concern dengan ketiga produsen roda empat ini lantaran tidak menutup kemungkinan akan menjadi pemicu pemecatan yang besar-besaran di AS.

Sementara itu FTSE-100 Inggris justru menambahkan 1,89%, DAX Jerman menanjak 1,34 % dan CAC-40 Prancis mumbul 1,55%.

Editor: