Usai Merger, Dwi Sapta incar pasar Asia Tenggara



JAKARTA. Perusahaan agency periklanan, Dwi Sapta Group bakal lebih agresif usai merger dengan Dentsu Aegis Network (DAN), perusahaan periklanan global. Jika sebelumnya, Dwi Sapta banyak bermain di pasar lokal, maka berikutnya akan menyasar negara tetangga yang masuk di kawasan Asia Tenggara.

CEO Dwi Sapta Group, Maya Watono menjelaskan, sejak melakukan merger, Dwi Sapta menjadi perusahaan global. Status perusahaan perusahaan yang melakukan merger pun menjadi PMA (Penanaman Modal Asing).

Pasalnya, share holding keduanya, yakni Dwi Sapta 49% dan Dentsu 51%. "Ini karena kami ingin go international, jadi kami harus keluar. Kami akan menyasar pasar South East Asia dulu," ujar Maya di Jakarta, Rabu (25/1).


Tahun ini, pihaknya akan berfokus pada proses integrasi perusahaan. Sebab, Dwi Sapta menangani hampir 400 karyawan, belum ditambah karyawan dari Dentsu. Selain itu, pihaknya juga mengaku menangani banyak brand, sehingga tahun ini akan fokus pada proses integrasi.

"Ke depan, 2018 mulai ada penggabungan dengan menelurkan brand-brand baru," papar Maya.

Ia mengklaim, saat ini Dwi Sapta menjadi agency periklanan terbesar nomor dua. Sementara,  urutan pertama ditempati WPP Group. "Saat ini kami nomer dua, untuk ukuran nilai client yang ditangani, dan nilai sales," ujarnya.

Sebagai catatan, Dentsu Aegis Network merupakan bagian dari Dentsu Inc. Dentsu Aegis terdiri dari 10 perusahaan jaringan global, yakni Carat, Dentsu, Media Dentsu, iProspect, Isobar, Mcgarrybowen, Merkle, MKTG, Posterscope dan Vizeum.

Dentsu Aegis Network membangun inovasi brand klien-kliennya dengan keahlian dan kemampuan di bidang media, digital, dan layanan komunikasi kreatif. Dentsu Aegis Network berkantor pusat di London dan beroperasi di 145 negara di seluruh dunia dengan sekitar 35.000 pakar khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini