Usai merugi di 2015, Medco untung besar di 2016



JAKARTA. Perusahaan tambang, PT Medco Energi Internasional Tbk membukukan pendapatan 2016 sebesar US$ 600,35 juta, naik 4,3% dibandingkan 2015 US$ 575,27 juta. Walhasil, perusahaan berkode saham MEDC ini mampu raih laba bersih US$ 184,75 juta, jauh lebih baik dari rugi bersih pada 2015 US$ 188,13 juta.

Kinerja apik ini tertolong dari produksi minyak dan gas pada 2016 adalah 66 MBOEPD (Million Barrels Oil Equivalent per Day), 2015 56 MBOEPD. Selain itu, biaya kas per unit pada tahun 2016 hanya $ 8,8 / BOE (2015 $ 12,3 / BOE).

Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MEDC mengatakan bahwa pada 2016 merupakan tahun transformasi bagi MEDC. Meskipun ketidakpastian bisnis terus berlanjut, pihaknya mengambil strategi untuk memperoleh aset berproduksi berkualitas pada harga yang menguntungkan. "Saya yakin bahwa peningkatan margin operasional akan terus memberikan nilai dan imbal balik bagi investor kami, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya,” terang Hilmi dalam siaran pers, Selasa (4/4).


Tahun 2017, MEDC berencana meningkatkan produksi minyak dan gas pada kisaran produksi minyak dan gas 75-80 MBOED (Million Barrels Oil Equivalent per Day). Selain itu, juga menjaga biaya kas per unit tetap di bawah $ 10 / BOE pada tahun 2018, hingga 2020. MEDC juga akan melakukan pengeboran di Blok South Natuna Sea untuk mengakses cadangan hidrokarbon yang belum dimanfaatkan.

Emiten ini juga ingin melakukan pengembangan pengeboran gas Aceh yang akan dilanjutkan pada kuartal kedua, memproduksi listrik pada kisaran 2,1 GWh - 2,2 GWh dan eksplorasi AMNT (PT Amman Mineral Nusa Tenggara) akan sebesar 300-310 juta LBS untuk tembaga, 400.000-420.000 oz untuk emas. AMNT juga menyelesaikan studi kelayakan smelter dan menjalankan rencana penambangan baru.

MedcoEnergi adalah perusahaan publik energi dan sumber daya alam terpadu di Indonesia serta memiliki kepemilikan signifikan di industri pertambangan dan kelistrikan disamping bisnis inti kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dan kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto