Usai Myanmar, TINS mengintai negara ASEAN lain



JAKARTA. Nampaknya, eksistensi PT Timah Tbk (TINS) di kawasan regional kian diperhitungkan. Beberapa pemilik konsesi timah dari beberapa negara tetangga telah menawarkan BUMN tambang tersebut mengambil alih konsesi tambangnya.

Namun, Sukrisno, Direktur Utama TINS belum mau blak-blakan mengungkap hal tersebut. "Ada beberapa yang menawarkan, tapi belum kami follow up," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.

Saat ini, pihaknya masih konsentrasi untuk menggarap lahan di Myanmar. Maklum, panjangnya birokrasi yang harus ditempuh memakan waktu. Awalnya, manajemen TINS menargetkan sudah bisa melakukan eksplorasi awal tahun lalu.


Tetapi, kemudian molor lantaran banyak izin yang harus dikantongi. Bahkan, hingga saat ini, perseroan masih menunggu izin dari Kementerian Kebudayaan setempat. Ada beberapa lokasi konsesi TINS termasuk dalam kategori situs budaya yang tidak boleh dirusak.

Oleh karena itu, kemungkinan luas konsesi TINS tidak akan sampai 10.000 hektare (ha) seperti yang diajukan. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah. Menurut Sukrisno, berapapun luas konsesi, pihaknya tetap akan menggarap tambang tersebut.

Ia menargetkan, di semester I-2014, pihaknya bisa melakukan eksplorasi. "Setelah Myanmar kami eksplorasi, baru kami akan pertimbangkan tawaran-tawaran dari beberapa negara itu," jelas Sukrisno yang masih belum mau menyebut dari negara mana tawaran-tawaran itu datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri