JAKARTA. Akhir pekan lalu, PT Star Energy menuntaskan akuisisi pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) Darajat dan Salak berkapasitas 610 megawatt (MW). Kedua aset baru Star Energy itu dibeli dari Chevron Corp dengan transaksi US$ 2,3 miliar dan tercatat sebagai nilai akuisisi terbesar di Asia Tenggara tahun ini.Star Energy juga ambil 40% saham PLTP Tiwi-MakBan di Filipina berkapasitas 326 MW. Total kapasitas panas bumi yang diakuisisi mencapai 740 MW. Untuk akuisisi, Star Energy menggandeng AC Energy dari Filipina dan EGCO dari Thailand dalam konsorsium dengan masing-masing kepemilikan saham 68,31%, 19,3% dan 11,89%.Usai akuisisi tersebut, Rudy Suparman, Presiden Direktur Star Energy bilang, pihaknya fokus membenahi perusahaan. "Jangka pendek kami berkutat dengan sistem internal, jadi merapikan semua sistem dan mengintegrasikan pekerjaan," kata Rudy kepada KONTAN, Minggu (2/4).
Usai PLTP Salak, Star Energy bidik Halmahera
JAKARTA. Akhir pekan lalu, PT Star Energy menuntaskan akuisisi pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) Darajat dan Salak berkapasitas 610 megawatt (MW). Kedua aset baru Star Energy itu dibeli dari Chevron Corp dengan transaksi US$ 2,3 miliar dan tercatat sebagai nilai akuisisi terbesar di Asia Tenggara tahun ini.Star Energy juga ambil 40% saham PLTP Tiwi-MakBan di Filipina berkapasitas 326 MW. Total kapasitas panas bumi yang diakuisisi mencapai 740 MW. Untuk akuisisi, Star Energy menggandeng AC Energy dari Filipina dan EGCO dari Thailand dalam konsorsium dengan masing-masing kepemilikan saham 68,31%, 19,3% dan 11,89%.Usai akuisisi tersebut, Rudy Suparman, Presiden Direktur Star Energy bilang, pihaknya fokus membenahi perusahaan. "Jangka pendek kami berkutat dengan sistem internal, jadi merapikan semua sistem dan mengintegrasikan pekerjaan," kata Rudy kepada KONTAN, Minggu (2/4).