KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana peningkatan nilai nominal saham alias reverse stock PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) direstui rapat umum pemegang saham (RUPS), Jumat (27/4). Rasio reverse stock tersebut mencapai 10:1. Artinya, harga saham BNBR yang kini di level Rp 50 per saham, nantinya akan diperdagangkan di kisaran Rp 500 per saham. Direktur Utama BNBR Bobby Gafur S Umar mengatakan, reverse stock merupakan bagian dari kesepakatan dengan kreditur terkait restrukturisasi utang BNBR. "Kreditur ini juga merupakan salah satu pemegang saham BNBR," ujar dia, kemarin. Sebelum merestrukturisasi utang, kreditur meminta BNBR meningkatkan likuiditas saham. Tahun ini masih ada plafon utang dari tiga kreditur yang harus direstrukturisasi. Nilainya Rp 9,87 triliun.
Langkah pertama ialah menyelesaikan restrukturisasi dengan satu kreditur dalam tempo dua pekan mendatang. Nilai utangnya Rp 2,87 triliun. Sementara, sisanya sebesar Rp 7 triliun akan diselesaikan pada semester II-2018. Pada tahun 2016 dan 2017, BNBR telah merestrukturisasi utang dengan Credit Suisse senilai masing-masing Rp 1,37 triliun dan Rp 1,04 triliun. "Total utang turun 5% tahun lalu karena penurunan pinjaman jangka panjang yang dikonversi menjadi ekuitas," ungkap Bobby. Vice President Research, Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, langkah reverse stock BNBR justru tidak menguntungkan investor. Pasalnya, berbeda dengan stock split yang mampu memperbanyak jumlah saham, reverse stock justru membuat saham yang beredar makin sedikit.