KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang industri minyak dan gas (migas) mencetak kinerja yang bervariasi sepanjang kuartal I-2024. Ada yang mengalami penyusutan
top line maupun
bottom line, tapi ada juga yang mampu mendongkrak laba secara signifikan. Sebagai contoh, ada PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) yang meraup pendapatan US$ 556,40 juta atau hanya turun tipis 0,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (
year on year/YoY). Sedangkan laba bersih MEDC merosot 11,45% (YoY) menjadi US$ 72,65 juta. PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) juga mengalami penurunan kinerja pada kuartal I-2024. Total pendapatan AKRA turun 10,41% (YoY) menjadi Rp 9,81 triliun. Sementara laba bersih AKRA merosot 1,94% menjadi Rp 595,45 miliar.
Berbeda dari PT Energi Mega Persada Tbk (
ENRG) yang mengalami penurunan
top line, namun secara
bottom line mampu tumbuh tipis. Emiten migas dari Grup Bakrie ini mencetak penjualan US$ 97,28 juta atau turun 5,83%. Sementara laba bersihnya tumbuh 0,97% (YoY) menjadi US$ 17,67 juta.
Baca Juga: Laba Melonjak di Kuartal I-2024, Cek Rekomendasi Saham Ace Hardware (ACES) Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) lebih ngegas. Emiten yang merupakan subholding gas Pertamina ini meraup pendapatan US$ 949,33 juta atau naik 1,67%. Sedangkan laba bersihnya melejit 40,8% (YoY) menjadi US$ 121,13 juta. Masih dari Grup Pertamina, PT Elnusa Tbk (
ELSA) juga mampu menumbuhkan laba. Selama tiga bulan pertama 2024, laba bersih ELSA melonjak 59,42% (YoY) menjadi Rp 183,19 miliar. Hasil ini didapat ketika pendapatannya menyusut 1,27% menjadi Rp 3,10 triliun. Lompatan kinerja dialami oleh PT Wintermar Offshore Marine Tbk (
WINS) yang mendongkrak pendapatan 16,34% (YoY) menjadi US$ 18,44 juta. Sementara laba bersih WINS terbang hingga 1.122,22% (YoY) dari US$ 180.627 menjadi US$ 2,20 juta.
Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mengamati mayoritas kinerja emiten migas relatif sesuai ekspektasi, terutama dari sisi pendapatan. Pertumbuhannya cenderung landai sejalan dengan normalisasi harga komoditas global. Ayu menyoroti sejumlah emiten yang mampu mencetak laba di atas ekspektasi seperti PGAS dan ELSA. Capaian ini utamanya didorong oleh pertumbuhan pendapatan lainnya dan efisiensi biaya. Namun secara umum, Ayu menaksir prospek kinerja emiten migas di sisa tahun ini akan relatif stagnan. Dia memprediksi harga rata-rata minyak Brent akan berada di level US$ 80 - US$ 83 per barel. "Harga komoditas masih berpeluang fluktuatif mengikuti sentimen yang berkembang dari konflik geopolitik di Timur Tengah, sementara hal yang men-
driver permintaan masih cenderung terbatas," kata Ayu kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5). Analis Stocknow.id Sinta Dwi Untari sepakat bahwa mayoritas capaian kinerja emiten migas sudah sesuai ekspektasi. Termasuk untuk emiten yang memiliki sumber pendapatan lain di luar migas, seperti MEDC yang punya segmen bisnis tambang mineral dan ketenagalistrikan.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Jadi Saham Konsumer Paling Bugar, Intip Rekomendasi Sahamnya Khusus MEDC, asal tahu saja bahwa penurunan laba bersih pada kuartal I-2024 terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari bisnis tambang yang dijalankan oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN). Sinta melanjutkan, prospek kinerja emiten maupun sentimen terhadap harga saham emiten migas pada kuartal berikutnya masih dipengaruhi oleh kebijakan produksi dan ekspor dari OPEC serta eskalasi geopolitik. Khususnya di wilayah penghasil komoditas seperti Rusia dan Timur Tengah. "Ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi pasar minyak. Ada kekhawatiran investor tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut, yang dapat mendorong kenaikan harga minyak," kata Sinta. Dus, Sinta menyarankan untuk tetap selektif memilah saham emiten yang mencetak kinerja positif dengan fundamental keuangan yang kuat. Dia pun menjagokan saham AKRA dan PGAS dengan target harga masing-masing di level Rp 1.750 dan Rp 1.550. Sedangkan Ayu menyarankan
hold saham ELSA (target harga Rp 444), PGAS (target harga Rp 1.570) dan PT Rukun Raharja Tbk (
RAJA) untuk target harga Rp 1.480.
Sementara itu,
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo memproyeksikan kinerja emiten migas akan cenderung stabil di sisa tahun ini. Sebagai rekomendasi, William menyarankan
buy saham ELSA dengan memperhatikan
support di level Rp 374 dan
resistance di Rp 525. Kemudian
buy on weakness saham PGAS mencermati
support di Rp 1.275 dan
resistance pada Rp 1.535. Analis RHB Sekuritas Indonesia Arrandi Pradana dan Muhammad Wafi menyematkan rekomendasi
buy untuk saham AKRA dan MEDC dengan target harga masing-masing di level Rp 2.100 dan Rp 1.830. Selain kedua saham itu, saham PGAS juga masih menarik dikoleksi dengan performa kuartal pertama yang di atas ekspektasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi