KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Setelah serangan rudal, warga Amerika Serikat (AS) harus waspada terhadap serangan siber Iran. Rabu dini hari lalu (8/1), Iran menembakkan lebih dari selusin rudal di dua pangkalan militer di Irak yang jadi markas pasukan AS. Dalam serangan siber, Iran mungkin akan menargetkan bisnis swasta dan infrastruktur pemerintah AS. "Saya tidak memperkirakan itu akan terjadi, tetapi jika itu terjadi, saya tidak akan terkejut," kata Steven Bellovin, seorang profesor ilmu komputer di Columbia University School of Engineering seperti dikutip USA Today, Rabu (8/1).
Baca Juga: Harga emas turun seiring meredanya konflik AS-Iran sementara Konflik dunia maya telah berlangsung secara diam-diam selama bertahun-tahun. Sebagai balasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan komandan Iran Qasem Soleimani di Baghdad akhir pekan lalu, kata Bellovin, Iran bisa saja menargetkan serangan siber pada jaringan listrik, perangkat pintar atau rekening bank milik warga AS. Bahkan jika tidak ada serangan terjadi dalam beberapa minggu mendatang, "Zona bahaya akan diperpanjang selama bertahun-tahun," kata Bellovin mengingatkan. Selama hampir satu dekade, Iran telah membangun persenjataan sibernya dan sekarang dianggap sebagai salah satu ancaman utama terhadap keamanan AS.