Usai Singapura, Negara Timur Tengah dan Eropa akan Susul Lihat Langsung Proyek IKN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono mengatakan, rencananya minggu depan akan ada delegasi dari Eropa yang akan datang berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sama seperti para investor dan delegasi Singapura yang pekan lalu ke IKN. Nantinya delegasi Eropa tersebut juga akan melihat langsung bagaimana progres pembangunan IKN.

Sayang Ia tak menyampaikan detil delegasi Eropa dari negara mana yang akan berkunjung. Agung menyebut, delegasi Eropa yang akan ke IKN merupakan negara anggota G7 yang beberapa waktu lalu sempat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).


"Minggu depan rencananya ada dari Eropa lalu ada dari Timur Tengah. Nanti dari Eropa dulu baru yang dari Timur Tengah. Yang Eropa itu dari negara anggota G7 yang kemarin ketemu Presiden Jokowi," kata Agung kepada Kontan.co.id, Minggu (4/6).

Baca Juga: Para Investor Singapura Berkunjung ke IKN, Pemerintah Janji akan Beri Layanan Terbaik

Ia menjelaskan, dengan hadirnya para calon investor ke IKN merupakan upaya bagi pemerintah untuk menunjukkan keseriusan dalam pembangunan IKN.

Dengan melihat langsung Agung menyebut, para investor jadi meyakini bahwa APBN yang dikeluarkan pemerintah Indonesia benar-benar digunakan untuk membangun infrastruktur dasar yang ada di IKN.

"Pertama seeing is believing. Wajarnya ketika sebuah kota dibangun dengan inisiasi pemerintah ada kontribusi pemerintah untuk bangun infrastruktur dasar dan itu mereka lihat langsung. Dan secara real berdampak pada motivasi dan keyakinan mreka. Mereka apresiasi peran pemerintah Indonesia disana," imbuhnya.

Dampak seeing is believing pada keyakinan investor menurutnya terlihat dari para investor Jepang yang sekitar awal April lalu sempat ke IKN.

Para calon investor dari Jepang mengunjungi IKN terlebih dahulu sebelum adanya penyampaian Letter of Intent (LoI) atau penyampaian komitmen investasi. Adapun dari Jepang, Pemerintah Indonesia mendapatkan 24 LoI.

"Itu menunjukkan setelah mereka melihat, mereka yakin dan baru sampaikan LoI. Jepang penting karna Jepang adalah mitra kita jangka panjang dalam berbagai proyek di Indonesia, misalnya berperan kayak MRT dan energi. Singapura juga potensial investor," ujarnya.

Selain Jepang, minggu lalu ada sekitar 130 investor dari Singapura yang datang mengunjungi IKN. Sebelumnya Singapura menyampaikan 20 LoI terhadap proyek pembangunan IKN.

Agung mengatakan, investor dari Singapura yang datang ke IKN tak hanya mereka yang menyampaikan LoI saja. Sebelum, Jepang dan Singapura sudah ada Korea Selatan yang juga datang langsung untuk menyaksikan pembangunan IKN.

"Kombinasi kunjungan mereka (investor) dan langkah Presiden buat meyakinkan investor berdampak positif," kata Agung.

Baca Juga: Rebut Peluang IKN, Kemenperin Dorong Industri Keramik Terapkan SNI

Saat ini sudah ada 234 LoI terhadap pembangunan IKN yang masuk. Dari seluruh LoI tersebut ada 36 yang sudah masuk tahap Non-Disclosure Agreement (NDA).

Agung mengatakan, dari 36 tersebut mayoritas merupakan investor dari dalam negeri.

"36 NDA mayoritas investor dalam negeri. Jadi kita memang dorong segera tahap selanjutnya. Ada LoI lalu NDA dan tukar data, lalu akan didorong untuk capai kesepakatan terkait transaksi lahan, pemanfaat lahan," ungkapnya.

Ia menerangkan, saat investor menyampaikan LoI maka pemerintah akan melakukan evaluasi dan seleksi. Seleksi dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh mana saja LoI yang sesuai dengan prioritas sektor yang diterapkan.

Saat ini pemerintah memprioritaskan enam sektor dalam pembangunan IKN. Diantaranya, perumahan, perkantoran, pengelolaan limbah dan air, sekolah, kesehatan, telekomunikasi dan transportasi.

"Loi yang masuk tahap selanjutnya ada 36 yang sudah fase NDA. Jadi ini buka-bukaan data supaya mereka bisa susun bisnis plan dan feasibility study. Ini mreka akan hitungan. Data kita kayak apa, tanah dimana potensialnya, potensi populasi, ekspektasi, keuntungan dan return of investment. Bagi bisnis dia akan hitung hati-hati termasuk soal tanah ini kepemilikan kayak apa, harga estimasi berapa, ini akan jadi faktor mereka ambil keputusan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto