Usai Tak Jadi Ibu Kota, Jakarta Kehilangan Potensi Ekonomi Hingga Rp 40 Triliun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jakarta bisa kehilangan potensi ekonomi hingga Rp 40 triliun dalam jangka pendek, usai tak lagi menjadi ibu kota negara. Untuk itu, perlu upaya mendongkrak ekonomi, salah satunya dari penerimaan pajak.

Kepala Center for of Macroeconomics and Finance The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman bilang, besaran potensi ekonomi yang hilang itu dari dana khusus ibu kota karena kekhususan Jakarta dan dampak tidak langsung.

Namun, menurutnya, ekonomi Jakarta akan cepat membaik.


Baca Juga: Ulang Tahun Jakarta, Acara PRJ Hari Ini (22/6) Ada Konser Musik Fourtwnty

"Tentu saja, upaya Jakarta untuk mempercepat recovery ekonomi perlu ada kebijakan, dengan diberikan kekhususan dalam pengelolaan sumberdaya ekonominya," ujar Rizal kepada KONTAN, Jumat (21/6).

Dia menilai, Jakarta memiliki potensi besar di luar sektor pajak seperti industri manufaktur, perdagangan, dan jasa (pariwisata dan keuangan).

Ini bisa memberikan Jakarta pendapatan daerah yang sangat potensial. Belum lagi, perluasan jangkauan pengelolaan wilayah kekhususan berkaitan penguatan dan pemanfaatan konektivitas dengan wilayah terdekat Jakarta, yakni Jabodetabekjur.

Baca Juga: Tekan Stunting, PNM Optimalkan Penyaluran Hewan Kurban di Daerah Tertinggal

"Potensi penerimaan daerah Jakarta bisa digali dari sektor-sektor tersebut," ungkap Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli