Usai tertekan upah buruh, FAST ditekan harga BBM



JAKARTA. Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) ternyata berpengaruh bagi kinerja beberapa emiten. Sejumlah perusahaan yang melantai di bursa mengaku mengalami penurunan kinerja akibat kenaikan upah buruh dari awal tahun.

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) misalnya, di kuartal I tahun mencatat kinerja kurang oke dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja FAST berpotensi tertekan seiring dengan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang tinggal menunggu restu presiden.

Secara pendapatan, selama tiga bulan pertama awal tahun ini, pemilik merek Kentucky Friend Chicken (KFC) di Indonesia itu berhasil membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp 890,36 miliar, atau naik 9% dibanding periode sebelumnya, sebesar Rp 815,31 miliar.


Namun, dari segi beban operasional, manajemen mencatat kenaikan sebesar 6% menjadi Rp 354,33 miliar, dari sebelumnya Rp 333,87 miliar. Karena beban operasional naik, alhasil laba bersih FAST turun sedalam 197% menjadi Rp 12,71 miliar dari sebelumnya Rp 37,71 miliar.

"UMP yang naik 40% memang memberatkan kami. Sementara itu, adanya kenaikan BBM mampu melemahkan daya beli masyarakat juga," jelas Justinus Djuono, Direktur Keuangan FAST, Rabu (19/6).

Justinus menambahkan, pihaknya bakal mengkaji beberapa opsi seperti langkah efisiensi dan kenaikan harga sebagai respons kenaikan UMP dan BBM. Tapi, untuk opsi kedua, yaitu kenaikan harga, langkah itu bakal dijadikan skenario terburuk, jika opsi pertama benar - benar tak membuahkan hasil.

Sisa tujuh bulan ke depan, FAST akan mengerem pengeluaran yang tak perlu, seperti tidak melengkapi fasilitas pelengkap di gerai KFC di pusat-pusat perbelanjaan. Sebab, fasilitas pelengkap bisa menelan dana yang lebih besar jika dibandingkan pembuatan fasilitas pelengkap di gerai KFC yang stand alone (punya bangunan tersendiri).

FAST juga tidak merekrut karyawan baru sampai akhir tahun nanti, demi mengurangi beban operasional perusahaan yang sudah tertekan oleh kenaikan UMP. "Langkah-langkah itu kami harap bisa memperbaiki bottom line kami," pungkas Justinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri