KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca menutup semua gerai ritel Seven Eleven (Sevel), PT Modern International Tbk bakal fokus mengembangkan bisnis mesin fotokopi dan percetakan. Adapun, bisnis tersebut akan dikembangkan melalui anak usahanya yang bernama PT Modern Data Solusi Digital dengan merek Ricoh. Untuk mengembangkan bisnis tersebut, perusahaan berkode saham MDRN di Bursa Efek Indonesia itu tengah mencari pendanaan. Salah satu strategi yang bakal dilakukan oleh perseroan adalah melakukan penjualan aset dengan nilai lebih dari 50% dari kekayaan perseroan. Donny Sutanto, Komisaris PT Modern International Tbk mengatakan, selama ini bisnis fotokopi yang dijalankan perseroan melalui anak usahanya itu berjalan cukup baik, tetapi tidak mendapatkan sokongan dana yang maksimal untuk dikembangkan. "Karena selama ini kan kita fokusnya ke Sevel," ungkap Donny kepada media di Jakarta, Jumat (19/1) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Untuk kembali mengembangkan Ricoh, perseroan bakal membahas penjualan aset pada RUPSLB hari itu. Namun karena tidak mencapai kuorum, agenda tersebut belum akan terealisasi. "Kita akan mengadakan RUPS lagi minimal 10 hari, paling lama 21 hari," imbuhnya. Sebagai gambaran, Ricoh adalah bisnis mesin fotokopi yang dikelola melalui anak perusahaan MDRN bernama PT Modern Data Solusi Digital. Donny menyebut, pada tahun lalu, kontribusi pendapatan Ricoh terhadap total pendapatan perusahaan masih terbilang kecil, yakni di angka 10%. Nantinya, lanjut Donny, perusahaan bakal fokus pada pengembangan after sales services yang mencakup kebutuhan teknisi di berbagai cabang. Tak hanya fokus pada pengembangan bisnis mesin fotokopi dan percetakan, melalui penjualan aset, perusahaan juga ingin mengurangi total kewajiban dan utang bank. Sayangnya, Donny tidak menyebut target penurunan utang secara pasti pada tahun ini. Dia menyebut, tahun 2017 hingga 2018 merupakan tahun restrukturisasi.
Usai tutup gerai Sevel, Modern International bakal fokus jualan mesin fotokopi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca menutup semua gerai ritel Seven Eleven (Sevel), PT Modern International Tbk bakal fokus mengembangkan bisnis mesin fotokopi dan percetakan. Adapun, bisnis tersebut akan dikembangkan melalui anak usahanya yang bernama PT Modern Data Solusi Digital dengan merek Ricoh. Untuk mengembangkan bisnis tersebut, perusahaan berkode saham MDRN di Bursa Efek Indonesia itu tengah mencari pendanaan. Salah satu strategi yang bakal dilakukan oleh perseroan adalah melakukan penjualan aset dengan nilai lebih dari 50% dari kekayaan perseroan. Donny Sutanto, Komisaris PT Modern International Tbk mengatakan, selama ini bisnis fotokopi yang dijalankan perseroan melalui anak usahanya itu berjalan cukup baik, tetapi tidak mendapatkan sokongan dana yang maksimal untuk dikembangkan. "Karena selama ini kan kita fokusnya ke Sevel," ungkap Donny kepada media di Jakarta, Jumat (19/1) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Untuk kembali mengembangkan Ricoh, perseroan bakal membahas penjualan aset pada RUPSLB hari itu. Namun karena tidak mencapai kuorum, agenda tersebut belum akan terealisasi. "Kita akan mengadakan RUPS lagi minimal 10 hari, paling lama 21 hari," imbuhnya. Sebagai gambaran, Ricoh adalah bisnis mesin fotokopi yang dikelola melalui anak perusahaan MDRN bernama PT Modern Data Solusi Digital. Donny menyebut, pada tahun lalu, kontribusi pendapatan Ricoh terhadap total pendapatan perusahaan masih terbilang kecil, yakni di angka 10%. Nantinya, lanjut Donny, perusahaan bakal fokus pada pengembangan after sales services yang mencakup kebutuhan teknisi di berbagai cabang. Tak hanya fokus pada pengembangan bisnis mesin fotokopi dan percetakan, melalui penjualan aset, perusahaan juga ingin mengurangi total kewajiban dan utang bank. Sayangnya, Donny tidak menyebut target penurunan utang secara pasti pada tahun ini. Dia menyebut, tahun 2017 hingga 2018 merupakan tahun restrukturisasi.