KONTAN.CO.ID - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk Orang dengan HIV (ODHIV). Kelompok ini sangat rentan terhadap penyakit TBC karena kekebalan tubuh yang lemah, dengan dampak yang bisa berakibat fatal. Data dari WHO menunjukkan bahwa pada 2023, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus baru TBC di Indonesia, dengan 25.000 kasus pada ODHIV. TBC menjadi penyebab utama kematian pada ODHIV, dengan risiko 20 kali lebih tinggi untuk terkena TBC dibandingkan kelompok lainnya. Laporan tersebut juga mencatat bahwa 25% kasus TBC pada ODHIV berakhir dengan kematian. Namun, meskipun upaya pencegahan terus digencarkan, hanya 6,1% ODHIV baru di Indonesia yang menerima TPT pada tahun 2023, jauh dari target nasional yang sebesar 50%.
USAID dan Kementerian Kesehatan Targetkan 50% ODHIV Terima TPT pada 2025
KONTAN.CO.ID - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk Orang dengan HIV (ODHIV). Kelompok ini sangat rentan terhadap penyakit TBC karena kekebalan tubuh yang lemah, dengan dampak yang bisa berakibat fatal. Data dari WHO menunjukkan bahwa pada 2023, diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus baru TBC di Indonesia, dengan 25.000 kasus pada ODHIV. TBC menjadi penyebab utama kematian pada ODHIV, dengan risiko 20 kali lebih tinggi untuk terkena TBC dibandingkan kelompok lainnya. Laporan tersebut juga mencatat bahwa 25% kasus TBC pada ODHIV berakhir dengan kematian. Namun, meskipun upaya pencegahan terus digencarkan, hanya 6,1% ODHIV baru di Indonesia yang menerima TPT pada tahun 2023, jauh dari target nasional yang sebesar 50%.