USDC Sempat Turun Seusai SVB Bangkrut, Investor Diminta Selalu Riset



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stablecoin USD Coin (USDC) sempat turun atau lepas dari pasak (depeg) rasio 1:1 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) imbas Silicon Valley Bank (SVB) yang dinyatakan bangkrut pada akhir pekan lalu.

Sebagai informasi, Circle, perusahaan di balik USDC, mengungkapkan bahwa beberapa cadangan dana koin tersebut disimpan di SVB. SVB bangkrut akibat ketidakpastian dan tingginya suku bunga AS.

CEO Pintu Jeth Soetoyo mengatakan, USDC telah turun sebesar 8,7% di angka US$ 0,91 pada Sabtu (11/3). Namun, harga USDC berangsur membaik. Melansir Coinmarketcap, per Senin (13/3), harga USDC naik di atas 4% ke angka US$ 0,9917. Lalu, perlahan market crypto juga mulai membaik hari ini.


"Kenaikan harga token USDC yang mendekati US$1 terjadi di saat bersamaan dengan berita yang baru dirilis oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memberi solusi backstop untuk membantu SVB dalam memastikan tabungan deposan nasabah tetap aman," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (13/3).

Baca Juga: USDC Sempat Turun Seusai SVB Bangkrut, Investor Diminta Tak Panik

Jeth mengatakan, perekonomian global secara makro tengah dalam kondisi yang tak terduga. Misalnya, inflasi, kenaikan suku bunga The Fed, serta bangkrutnya SVB dan Silvergate menjadi beberapa pemicu guncangan pasar kripto.

Namun, jika faktor-faktor tersebut membaik, maka hal tersebut bisa dapat berpengaruh positif terhadap harga aset kripto.

“Apalagi jika ditambah regulasi yang semakin jelas di berbagai negara, serta tumbuhnya ‘use-cases’ crypto atau web3,” ungkap dia.

Baca Juga: USDC Terguncang Akibat SVB Bangkrut, Begini Saran Untuk Investor

Oleh karena itu, Jeth menyarankan agar investor melakukan riset sendiri untuk menentukan tipe investasi seperti apa yang cocok dengan profil masing-masing pribadi.

“Kenali aset kripto yang akan diinvestasikan. Pilih aset yang memang benar-benar dipahami dan selalu diingat jangan FOMO atau ikut-ikutan tanpa punya pemahaman dasar yang baik,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati