USD/JPY berpotensi koreksi pasca AS-China capai kesepakatan dagang fase I



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Semakin jelasnya proses penyelesaian perang dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dengan China, membuat dolar AS semakin lesu berbanding terbalik dengan yen yang terus menguat selaku aset safe haven.

Kondisi tersebut membuat pasangan USD/JPY pada perdagangan awal tahun melanjutkan pelemahan.

Mengutip Bloomberg diketahui penutupan perdagangan akhir tahun 2019 yakni Selasa (31/12) pasangan mata uang USD/JPY ditutup melemah dengan turun 0,19% ke level 108,66.


Baca Juga: Berbalik menguat, EUR/USD masih berpotensi turun

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, pasangan USD/JPY kembali menunjukkan pergerakan yang lemah karena menguatnya Yen Jepang sebagai rival utama dolar AS.

"Dolar AS semakin amblas setelah perdagangan saham Wall Street retreat dari posisi rekor tinggi yang dicetak beberapa hari terakhir. Sentimen perdagangan pasar jelang libur akhir tahun juga banyak beralih ke aset safe haven seperti emas dan mata uang yen," jelas Sakti kepada Kontan, Rabu (1/1).

Sementara itu, Dolar AS tetap lemah meskipun indeks manufaktur AS untuk wilayah Chicago (PMI Chicago) menunjukkan kenaikan tipis.

Baca Juga: USD/JPY menyentuh level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir

Dalam basis bulanan, laporan manufaktur AS untuk wilayah Chicago naik dari 46,3 ke 48,9 di Desember 2019. Angka tersebut sedikit di atas ekspektasi pasar yang mengestimasikan kenaikan ke 48.

Kendati demikian, level PMI Chicago bulan ini terbilang masih dalam kategori kontraksi karena masih di bawah level 50. Alhasil pasangan USD/JPY turun dari level tertingginya selama enam bulan terakhir karena optimisme kesepakatan perdagangan fase pertama kian meningkat.

Editor: Noverius Laoli