JAKARTA. Keunggulan The Greenback dihadapan Yen kian signifikan, setelah arah moneter kedua bank sentral yang semakin kontras. Mengutip
Bloomberg, Jumat (6/11) pasangan USD/JPY sebesar 1,13% ke level 123,13 dibanding hari sebelumnya. Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, mengatakan, positifnya data tenaga kerja AS adalah dalang dari terhempasnya yen.
Mulai dari upah tenaga kerja Oktober 2015 naik signifikan 0,4% dari sebelumnya 0,0%. Lalu
non farm payroll AS tumbuh dari 137.000 menjadi 271.000. Terakhir tingkat pengangguran AS Oktober 2015 mengempis jadi 5,0% dari sebelumnya 5,1%. Semua itu memperbesar peluang The Fed menaikkan suku bunga pada Desember 2015 mendatang. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen mengenai peluang The Fed menaikkan suku bunga. Sedangkan dari sisi Jepang, data
leading indicator Oktober 2015 merosot dari sebelumnya 103,5% menjadi 101,4%. Itu cukup menekan pergerakan mata uang negeri Samurai ini. “Apalagi sebelumnya testimoni Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda juga cenderung biasa saja,” tambah Tonny. Seperti sebelumnya, Kuroda memberi sinyal ekonomi Jepang yang masih berjuang mencapai target inflasi 2% karena tertekan penurunan harga minyak dunia dan lesunya ekonomi negara tetangga seperti China. Pernyataan ini tetap membuka peluang pertambahan stimulus BOJ di masa mendatang. Program pelonggaran stimulus Jepang ini sudah dilakukan sejak April 2013 lalu untuk menggenjot perekonomian Jepang.
Menurut Tonny, tren pasangan USD/JPY masih
bullish. Ditambah jika berkaca dari outlook ekonomi kedua bank sentral yang kontras. “Tidak heran, keunggulan USD/JPY akan lanjut pada Senin (9/11),” prediksinya. Hanya saja memang penguatan bisa sedikit tertahan menimbang data
average cash earnings Jepang Oktober 2015 diprediksi membaik dari 0,4% ke level 0,5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto