Usir kapal China, Filipina kerahkan patroli udara



KONTAN.CO.ID - MANILA. Ketegangan Filipina dengan China meningkat. Terbaru, Angkatan Udara Filipina menurunkan patroli udara di atas kapal penangkap ikan China yang ditambatkan di dekat terumbu yang disengketakan kedua negara. Kepala pertahanan negara Filipina meminta China untuk menarik kapal penangkap ikan itu dari daerah tersebut.

Perselisihan diplomatik Filipina-China dimulai awal bulan ini ketika sekitar 220 kapal pertama kali terlihat di kawasan Whitsun Reef, sebuah pulau karang yang berbentuk bumerang, di sebelah barat Pulau Palawan.

Filipina memerintahkan China untuk menarik kembali kapal-kapal itu. Filipina menyebut, kehadiran kapal-kapal penangkap ikan China itu sebagai serangan ke wilayah kedaulatannya. Tetapi


China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, berdalih, armada itu terdiri dari kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.

Baca Juga: Militer AS khawatir agresi militer China ke Taiwan terjadi dalam waktu dekat

Kementerian luar negeri Filipina telah mengajukan protes diplomatik. Sementara beberapa negara - termasuk Amerika Serikat dan Australia - telah menyatakan keprihatinan atas ketegangan baru di kawasan itu.

Kapal angkatan laut dan penjaga pantai Filipina telah dikerahkan ke daerah itu untuk memantau situasi, selain patroli udara.

“Kami siap untuk mempertahankan kedaulatan nasional kami dan melindungi sumber daya laut Filipina,” kata Sekretaris Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana seperti dikutip Al Jazeera.

Dia menambahkan akan ada "peningkatan kehadiran" kapal angkatan laut dan penjaga pantai yang berpatroli di perairan Filipina.

Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya diklaim oleh beberapa negara, termasuk Filipina dan Cina.

China sering menggunakan apa yang disebut sembilan garis putus-putus untuk membenarkan klaim hak historisnya atas sebagian besar wilayah tersebut, dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional tahun 2016 yang menyatakan bahwa pernyataan ini tidak berdasar.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan keprihatinan atas kehadiran kapal tersebut kepada duta besar China di Manila.

Duterte sedang ditekan untuk mengambil sikap yang lebih kuat terhadap pemerintah China untuk menghadapi "aktivitas konstruksi yang signifikan" oleh China di sebuah pulau buatan yang dibangun di atas Subi Reef, juga masuk zona ekonomi eksklusif Filipina.

“Volume perubahannya signifikan, dan mungkin menunjukkan fase awal pembangunan besar di Subi Reef,” menurut Simularity, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di AS yang mempelajari citra satelit di Laut Cina Selatan.

Selanjutnya: Memanas, Filipina kerahkan lebih banyak kapal perang ke Laut China Selatan

Editor: Khomarul Hidayat