KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana strategis PT Siloam International Hospital Tbk (
SILO) dalam lima tahun yang bertajuk Siloam Generasi Baru digadang-gadang menjadi katalis bagi peningkatan kinerja perusahaan. Analis Buana Capital, James Stanley dalam riset 29 November 2024 mengatakan bahwa SILO mengusung rencana tersebut dengan menekankan empat pola dasar baru yang masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan segmen pasien tertentu. "Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus mengoptimalkan biaya bagi segmen yang menjadi target," jelas James.
Sementara terkait perluasan rumah sakit, program tersebut akan berjalan sesuai rencana dengan pembangunan 4 rumah sakit baru dan perluasan 4 rumah sakit yang dijadwalkan selesai pada tahun anggaran 2025-2026. Proyek tersebut akan menambah, total 1.074 tempat tidur di Siloam dalam 2 tahun ke depan. Sementara untuk tahun ini, James memperkirakan, pendapatan Siloam sebesar Rp 12,13 triliun dan laba bersih senilai 974 miliar.
Baca Juga: Siloam Hospital (SILO) Cetak Pendapatan Rp 9,12 Triliun hingga Kuartal III-2024 Erni Marsella, Analis Ciptadana Sekuritas menambahkan, program Siloam Generasi Baru difokuskan dalam upaya memperkuat retensi dan perekrutan tenaga medis melalui pendekatan berbasis pilar "people first". Selain itu, emiten rumah sakit ini telah mengalami perubahan kepemilikan saham mayoritas. Dengan demikian harapan SILO memiliki kemampuan untuk meningkatkan
leverage-nya yang rendah pada 9 bulan tahun ini. Peningkatan ini juga menjadi bentuk upaya dan komitmen SILO untuk mengakuisisi rumah sakit dari First Reit. "Internalisasi semacam itu dapat meningkatkan profitabilitas jangka panjang karena perjanjian sewa saat ini mencakup sebagian pendapatan tetap," kata Erni dalam riset yang dipublikasikan pada 11 November 2024. Adapun laba kuartal ketiga SILO turun 10% menjadi Rp 321 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara pendapatannya naik tipis sekitar 5% secara tahunan pada kuartal ketiga menjadi Rp 3,10 triliun. Secara kumulatif, hingga September 2023 SILO mencetak laba sebesar Rp 635 miliar atau turun 26,1% yoy. Padahal, di saat yang sama, pendapatan SILO naik 10,6% menjadi Rp 9,12 triliun hingga kuartal III-2024. Erni mencermati, kinerja yang lemah disebabkan lalu lintas pasien rawat inap melambat yang dipengaruhi sejumlah faktor yakni konsolidasi di antara mitra asuransi yang terjadi pada bulan September, kemudian tidak ada kasus musiman pada periode tersebut, dan latar belakang ekonomi yang melambat secara keseluruhan.
Namun demikian aktivitas lalu lintas pasien disinyalir akan kembali normal dalam beberapa bulan mendatang. Ini terlihat dari lalu lintas pasien yang menunjukkan peningkatan pada Oktober. Erni memproyeksi, pendapatan Siloam sebesar Rp 11,9 triliun di akhir 2024, atau meningkat sekitar 7,2% dari hasil tahun lalu. Sedangkan laba bersih diproyeksi sebesar Rp 939 miliar pada akhir tahun 2024. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, kinerja fundamentalnya menampakkan hasil yang mengecewakan. Tetapi dengan rencana selama lima tahun ke depan tersebut membuktikan komitmen dan upaya perusahaan untuk berkembang. "Yang terpenting perusahaan bisa mampu melayani pelaku pasar secara berkesinambungan," kata Nafan kepada KONTAN, Senin (9/12). Nafan yakin rencana tersebut bertujuan untuk memperkuat kinerja perusahaan. Selain itu ia juga menantikan hasil kinerja pada kuartal keempat.
Baca Juga: Siloam (SILO) Angkat Mantan Menkumham Yasonna Laoly Sebagai Komisaris Utama Nafan pun merekomendasikan
hold saham SILO dengan target harga Rp 3.020 per saham. Sedangkan James mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 3.600 per saham. Setali tiga uang, Erni mempertahankan rating
buy untuk SILO tetapi dengan target harga yang ditingkatkan menjadi Rp 3.690 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari