Utak-atik peluang kursus komputer



DI era digital ini, hampir semua orang dituntut memiliki keahlian dasar menggunakan komputer. Tak terkecuali anak-anak sekolah. Maka, usaha kursus komputer pun menjamur. Salah satunya IT Komputer (ITK) di Pondok Gede, Jakarta Timur.

Usaha ini didirikan oleh Haniv Juswadi tahun 2005 dengan konsep pendidikan komputer untuk semua kalangan. Selain pengenalan dasar menggunakan komputer, ITK juga mengajarkan kursus membuat web desain, skill server, jaringan komputer, desain grafis, Microsoft Office, Visual Basic hingga tehnik tutorial. "Keunggulan kami adalah para tenaga pengajar yang profesional," klaim Haniv.

Tempat kursus ini juga mengajarkan cara membuat animasi dan trik mempromosikan website di internet. Serta pengenalan Photoshop untuk siswa yang senang dengan desain grafis.


Tarif mengikuti kursus komputer di ITK bervariasi, tergantung kurikulum yang diambil. Namun, range harganya dari Rp 550.000-Rp 2,8 juta per murid per bulan.  "Tarif termahal web master desain," jelasnya.

Siswa menjalani delapan kali pertemuan dalam seminggu. Masing-masing pertemuan berdurasi selama dua jam. Haniv membuka tawaran kemitraan sejak 2012 silam. Saat ini total gerai ITK baru ada empat, dengan rincian dua gerai pusat yang berlokasi di Pondok Gede dan Bogor. Sisanya milik mitra yang berlokasi di Jakarta.

Tertarik menjadi mitra ITK? Haniv mematok biaya investasi Rp 50 juta. Dengan biaya itu, mitra mendapatkan sertifikat khusus ITK, tenaga pengajar, modul video tutorial, replika website dan 10 unit komputer. "Tenaga pengajar dari pusat agar kinerja mitra bisa terkontrol dengan baik," kata Haniv.

Laba bersih 50%

Mengacu pada gerai yang sudah beroperasi, dalam satu gerai bisa mendapatkan sebanyak 20-30 murid.  Artinya, gerai bisa meraup omzet sekitar Rp 60 juta-Rp 70 juta dalam sebulan.

Setelah dikurangi dengan berbagai biaya operasional, mitra bisa menghasilkan laba 50% dengan target balik modal sekitar enam bulan. Pihak ITK mengutip biaya royalti sebesar 15% dari omzet bulanan. Biaya royalti dipakai untuk membayar teknisi dari pusat. Teknisi ini mengawasi kinerja komputer di gerai mitra.

Pengamat waralaba Pietra Sarosa menilai, bisnis lembaga pendidikan berbasis komputer masih sangat menjanjikan. Namun, bisnis ini bukan seperti bisnis makanan yang memiliki tenggat balik modal sangat cepat. "Bisnis ini harus benar-benar punya strategi sistem kelola yang baik," paparnya.

Industri IT juga sangat dinamis, sehingga materi kursusnya harus terus menyesuaikan, terutama untuk aplikasi yang diajarkan. "Lebih erat juga dengan pemakaian internet, misalnya membuat online store sendiri," tuturnya. Penting juga diperhatikan kualitas tenaga pengajarnya. Setiap lembaga kursus harus memiliki sistem untuk menjaga kualitas SDM.        IT KomputerJl Raya Pondok Gede No 45 Lubang Buaya, Jakarta TimurTelp: 021-85910560

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri