JAKARTA. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 277 triliun. Target utang pemerintah naik Rp 31 triliun menjadi Rp 308 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. Dengan kenaikan tersebut, maka penerbitan utang secara keseluruhan akan naik dari Rp 431 triliun menjadi Rp 460 triliun. Kenaikan utang dilakukan untuk menggenjot ekonomi dengan meningkatkan sektor infrastruktur, energi dan pangan, serta menaikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) di BUMN. Direktur Strategis dan Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Schneider Siahaan menerangkan, yang akan diperhatikan pemerintah dalam pengelolaan utang adalah neraca keseimbangan primer yang selama tiga tahun terakhir defisit.
Utang APBN dari sumber yang minim resiko politik
JAKARTA. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 277 triliun. Target utang pemerintah naik Rp 31 triliun menjadi Rp 308 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. Dengan kenaikan tersebut, maka penerbitan utang secara keseluruhan akan naik dari Rp 431 triliun menjadi Rp 460 triliun. Kenaikan utang dilakukan untuk menggenjot ekonomi dengan meningkatkan sektor infrastruktur, energi dan pangan, serta menaikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) di BUMN. Direktur Strategis dan Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Schneider Siahaan menerangkan, yang akan diperhatikan pemerintah dalam pengelolaan utang adalah neraca keseimbangan primer yang selama tiga tahun terakhir defisit.