JAKARTA. Tahun ini menjadi tahun ekspansi bagi PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). MNCN akan membangun empat bangunan baru. Untuk itu MNCN akan menarik pinjaman baru sekitar US$ 250 juta atau setara Rp 2,99 triliun. Pinjaman tersebut dari sindikasi 21 bank dengan Deutsche Bank dan Standard Chartered akan menjadi bookrunners dan mandated lead arrangers. Pinjaman tersebut bertenor tiga tahun dengan bunga LIBOR +3.5%. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, menuturkan, ekspansi MNCN dapat membebani kinerja. "Di tahap awal dapat membebani laba tapi untuk jangka panjang, selagi bisa menaikan pendapatan pinjaman itu tak masalah," jelas dia.
Apalagi, jika gedung baru bisa membuat acara MNCN lebih bersaing dengan kompetitor lain. "Dengan begitu kan pendapatan MNCN di akhir tahun dan awal tahun depan dapat bertambah, meskipun mereka menambah beban keuangan dengan menarik pinjaman ini," tambah dia. Pembangunan gedung baru MNCN untuk membangun pusat televisi untuk Global TV, MNC TV dan RCTI. Tak hanya itu, MNCN juga berinvestasi di media luar ruang (outdoor media). Analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat dalam riset 4 September 2014 mengatakan, selama ini, pertumbuhan kinerja MNCN berasal drama serial RCTI di jam prime time, sehingga pendapatan iklan ikut naik. Hingga Agustus 2014, total share penonton MNCN mencapai 30%. Sedangkan dari pendapatan iklan MNCN sekitar 50% dari iklan jam prime time. Rizki menambahkan, MNCN memang menjadikan jam prime time sebagai waktu emas. Hingga kini, MNCN memasang harga iklan pada jam prime time US$ 200 per slot untuk durasi iklan lima menit. Tak hanya itu, beradasarkan catatan Rizki, ada dua program acara MNCN yang masuk dalam daftar 10 top program TV per Juni 2014 yaitu, Kau yang Berasal dari Bintang" dan Catatan Hati Seorang Istri,. Di separuh pertama 2014 pertumbuhan pendapatan iklan Rp 3,13 triliun, naik 8,63% secara year-on-year (yoy). Menurut Rizky, pendapatan iklan berasal dari iklan RCTI 55%, MNC TV 28%, Global TV 15%, Sindo TV 1%, dan MNC Channels 2%. Hingga kini MNCN memiliki 19 MNC Channels lewat TV kabel, Indovision. Princy Singh, Analis JP Morgan dalam riset 26 Juli 2014, memprediksikan, iklan MNCN akan tumbuh rata-rata 14,2% dalam lima tahun ke depan. Iklan berdurasi 30 detik di Indonesia lebih murah seharga US$ 6.000. Padahal Thailand dan Filipina masing-masing US$ 10.000 dan US$ 12.000.
Princy cuma menggarisbawahi, kasus akuisisi MNC TV bisa berdampak buruk jika kembali jatuh ke tangan Siti Hardiyanti Rukmana. Tantangan lain dari MNCN adalah depresiasi rupiah. Dia bilang, rupiah melemah 5%, berefek pada laba bersih 11%-16%. Tapi Rizki yakin, pendapatan MNCN akan meningkat 17,49% menjadi Rp 7,66 triliun dari Rp 6,52 triliun. Sementara laba bersih bisa Rp 2,15 triliun, naik 28% yoy, Kiswoyo dan Rizki merekomendasikan, buy di harga Rp 3.500 dan Rp 3.800. Sedangkan Princy merekomendasi, neutral dengan target harga Rp 3.015. Kamis (25/9) saham MNCN naik 2,06% ke Rp 3.220 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana