Utang berkurang, beban Indosat lebih enteng



JAKARTA. Agenda untuk mengurangi utang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) bakal memoles kilau prospek PT Indosat Tbk (ISAT). Bottom line emiten telekomunikasi ini bisa terangkat.

Rencana ini otomatis akan mengurangi beban ISAT. "Sehingga, ini efeknya langsung signifikan ke laba bersih," kata David Sutyanto, analis First Asia Capital kepada KONTAN, Selasa (21/2).

Memang, utang dollar itu lebih menarik karena bunga yang lebih rendah. Berbeda dengan utang dalam rupiah yang bunganya lebih tinggi.


Tapi, jika mempertimbangkan fluktuasi kurs, utang dalam dollar berisiko menimbulkan kerugian kurs, tidak seperti utang dalam rupiah. Sehingga, selain menurunkan beban keuangan, utang rupiah juga bisa mengurangi paparan kerugian kurs.

Hal ini terlihat setidaknya dalam kinerja ISAT kuartal III-2016. Per akhir September, total pinjaman dalam dollar tercatat US$ 186,4 juta, turun 63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, pinjaman rupiah bertambah 35% menjadi Rp 14,5 triliun.

Efeknya langsung terasa. ISAT mencatat keuntungan selisih kurs Rp 408,32 miliar dari sebelumnya rugi hingga Rp 1,89 triliun. Indosat juga langsung mencatat laba bersih Rp 845,35 miliar dari sebelumnya merugi Rp 1,2 triliun.

Analis NH Korindo Securities Raphon Prima menambahkan, posisi keuangan ini juga akan membuat ISAT menjadi lebih bebas berekspansi. Sebab, kualitas leverage akan membaik sehingga kemampuan untuk mencari pinjaman kembali lebih besar. "Kami memprediksi, rasio utang terhadap EBITDA ISAT akan meningkat jadi dua kali pada full year 2016 dari 2,5 kali pada 2015," jelas Raphon dalam riset 16 Januari.

Namun, prospek ini akan lebih bagus jika diiringi dengan performa yang moncer. Salah satu caranya adalah efisiensi operasional. Beban jasa telekomunikasi misalnya.

Pos ini paling dominan pada laporan keuangan ISAT kuartal tiga. Porsinya mencapai 47% terhadap total beban.

Tapi, industri telekomunikasi memang merupakan industri padat modal. "Jadi, jika efisiensi pada operasional tidak bisa dilakukan, ISAT bisa menyiasatinya dengan mengejar sisi pendapatan, terutama pendapatan dari penggunaan data," kata Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas.

ISAT memiliki basis konsumen anak muda yang besar. Konsumen segmen ini lebih banyak menggunakan paket data internet daripada komunikasi langsung by phone. "Jadi, seharusnya, ISAT tidak kesulitan untuk mengejar pertumbuhan pendapatan 8% tahun lalu, dan lebih baik lagi untuk tahun ini, seiring dengan makin banyaknya promosi," jelas Reza.

Raphon memprediksi, ISAT akan mencatat pendapatan Rp 33,63 triliun tahun ini, tumbuh 14% dibanding estimasi pendapatan tahun lalu. Laba bersihnya diprediksi mencapai Rp 2,77 triliun.

David memprediksi, pendapatan ISAT tahun ini mirip dengan pertumbuhan industri, sekitar 10%. Laba bersihnya diprediksi Rp 1,7 triliun. "Tapi, ini tergantung kondisi makro," imbuh David.

Raphon, David, dan Reza merekomendasikan buy ISAT. Raphon menetapkan target harga Rp 7.300 per saham dan Reza Rp 7.100 per saham. David memasang target harga ISAT pada Rp 7.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie