Utang Bersih Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Turun, Apa Artinya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menyebut, utang bersih PGEO turun secara signifikan pada semester I 2023 dari US$ 683 juta pada Desember 2022 menjadi US$ 66,95 juta pada semester pertama 2023.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan, penurunan utang bersih ini menandakan posisi keuangan yang solid. Dia yakin untuk melanjutkan tren penurunan utang ini.

“Pada periode ini PGEO kembali melanjutkan tren penurunan utang. Performa yang sudah baik ini menjadi jawaban atas keraguan yang sebelumnya menyebut kinerja PGEO terganggu akibat utang jatuh tempo. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus menjaga performa yang sudah baik ini,” kata Nelwin, Rabu (26/7).


Penurunan utang bersih yang menyisakan sepersepuluh dalam enam bulan terakhir ini tidak berarti PGEO mencatat penurunan utang yang drastis. Asal tahu, utang bersih atawa net debt adalah jumlah utang tetap dan lancar dikurangi dana pelunasan dan uang kas atau harta lain yang khusus disiapkan untuk pembayaran.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pertumbuhan Laba & Pendapatan Semester 1 2023

Utang bersih menunjukkan likuiditas jangka pendek PGEO yang membaik. Berdasarkan laporan keuangan PGEO yang dirilis Selasa (25/7), Pertamina Geothermal memiliki utang bank jangka pendek sebesar US$ 600 juta per Desember 2022. Pada akhir Juni 2023, utang ini tak lagi tercatat.

Sebagai gantinya, PGEO memiliki utang obligasi US$ 398,88 juta. Ini adalah utang obligasi berwawasan hijau (green bond) sebesar US$ 400 juta yang diterbitkan pada April 2023.

PGEO menyebut, dana yang didapat dari pasar global ini telah digunakan secara efektif untuk membiayai kembali pinjaman jangka pendek dan melanjutkan target pengembangan proyek panas bumi ke depan.

Baca Juga: Laba dan Pendapatan Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Kompak Naik di Semester I-2023

Secara total, liabilitas PGEO pada akhir Juni 2023 mencapai US$ 989,54 juta, hanya turun 18,86% jika dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang mencapai US$ 1,22 miliar.

Selain dari penerbitan green bond, PGEO juga melunasi utang dari dana hasil penerbitan saham perdana atawa initial public offering (IPO). Berdasarkan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum per 30 Juni 2023, PGEO telah menggunakan Rp 1,53 triliun dana IPO untuk pelunasan utang.

Asal tahu, PGEO meraup dana hasil bersih IPO Rp 8,77 triliun. Pada akhir semester pertama 2023, dana IPO PGEO masih tersisa Rp 7,04 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati