Tekanan global yang berasal dari China sangat mungkin bertambah dalam dua tahun mendatang. Jika selama tiga tahun terakhir dunia hanya mencemaskan pertumbuhan ekonomi Negeri Tembok Raksasa yang berputar sangat lambat, maka hingga 2020 mendatang pelaku pasar global perlu juga mencermati nilai tukar yuan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dalam kolomnya di Bloomberg, Christopher Balding menggarisbawahi tingginya kemungkinan yuan mengalami musim rontok sepanjang tahun ini, dan 2020 mendatang. Prediksi itu dilontarkan Balding bukan karena ia curiga China ingin menggelembungkan lagi daya saingnya melalui nilai tukar yang lemah. Yang bisa membuat yuan terpuruk dalam waktu dekat adalah tumpukan utang dalam dollar AS yang kian tinggi. Prediksi Balding ini memang kontras dengan reputasi China yang dipercaya banyak kalangan. Sebagai negeri yang malang melintang di pasar global, China punya cadangan devisa, tentu dalam dollar AS, terbesar sedunia.
Utang China
Tekanan global yang berasal dari China sangat mungkin bertambah dalam dua tahun mendatang. Jika selama tiga tahun terakhir dunia hanya mencemaskan pertumbuhan ekonomi Negeri Tembok Raksasa yang berputar sangat lambat, maka hingga 2020 mendatang pelaku pasar global perlu juga mencermati nilai tukar yuan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dalam kolomnya di Bloomberg, Christopher Balding menggarisbawahi tingginya kemungkinan yuan mengalami musim rontok sepanjang tahun ini, dan 2020 mendatang. Prediksi itu dilontarkan Balding bukan karena ia curiga China ingin menggelembungkan lagi daya saingnya melalui nilai tukar yang lemah. Yang bisa membuat yuan terpuruk dalam waktu dekat adalah tumpukan utang dalam dollar AS yang kian tinggi. Prediksi Balding ini memang kontras dengan reputasi China yang dipercaya banyak kalangan. Sebagai negeri yang malang melintang di pasar global, China punya cadangan devisa, tentu dalam dollar AS, terbesar sedunia.