KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru Erick Thohir sempat menyoroti soal utang BUMN ketika serah terima jabatan dengan Menteri BUMN yang lama Rini Soemarno berlangsung. Erick mewanti-wanti supaya BUMN tidak terjebak pada pandangan negatif soal utang. Menurut dia, utang dapat menjadi hal yang positif kalau dapat menjadi cash flow atau pendapatan. Melihat kembali laporan keuangan emiten BUMN per Juni 2019, tercatat jumlah utang BUMN beserta anak usahanya mencapai Rp 3.239,27 triliun. Sementara tanpa anak usaha, jumlahnya sebesar Rp 3.130,99 triliun. Jumlah tersebut mencakup utang dalam bentuk rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS. Jika ditelisik lebih jauh, sektor konstruksi, properti, dan konstruksi non-bangunan adalah BUMN yang memiliki jumlah utang paling besar. Enam perusahaan dalam sektor tersebut, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Properti Tbk (PPRO), Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatatkan utang sebesar Rp 222,55 triliun.
Utang emiten BUMN mencapai Rp 3.239,27 triliun, begini pendapat analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru Erick Thohir sempat menyoroti soal utang BUMN ketika serah terima jabatan dengan Menteri BUMN yang lama Rini Soemarno berlangsung. Erick mewanti-wanti supaya BUMN tidak terjebak pada pandangan negatif soal utang. Menurut dia, utang dapat menjadi hal yang positif kalau dapat menjadi cash flow atau pendapatan. Melihat kembali laporan keuangan emiten BUMN per Juni 2019, tercatat jumlah utang BUMN beserta anak usahanya mencapai Rp 3.239,27 triliun. Sementara tanpa anak usaha, jumlahnya sebesar Rp 3.130,99 triliun. Jumlah tersebut mencakup utang dalam bentuk rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS. Jika ditelisik lebih jauh, sektor konstruksi, properti, dan konstruksi non-bangunan adalah BUMN yang memiliki jumlah utang paling besar. Enam perusahaan dalam sektor tersebut, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Properti Tbk (PPRO), Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatatkan utang sebesar Rp 222,55 triliun.