JAKARTA. Utang Indonesia semakin menggunung. Walau pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan alasan mengurangi defisit, namun pada kenyataannya utang pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 lebih besar Rp 51 triliun ketimbang APBN 2013. Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui adanya penambahan utang baru sebesar Rp 51 triliun dalam APBN-P 2013. Namun menurutnya, penambahan utang itu tidak akan menaikkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB). "Tetap turun karena defisit primer bisa dikurangi," katanya, Senin (24/6). Dengan penurunan defisit primer, menurut Chatib, rasio utang terhadap PDB 2014 diperkirakan turun menjadi 22% dari APBNP 2013 yang sebesar 23,13%. Rasio utang terhadap PDB memang turun, namun bukan berarti nilai utangnya mengecil. Penurunan rasio utang bisa juga disebabkan karena nilai PDB Indonesia mengalami kenaikan.
Utang Indonesia makin menggunung
JAKARTA. Utang Indonesia semakin menggunung. Walau pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan alasan mengurangi defisit, namun pada kenyataannya utang pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 lebih besar Rp 51 triliun ketimbang APBN 2013. Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui adanya penambahan utang baru sebesar Rp 51 triliun dalam APBN-P 2013. Namun menurutnya, penambahan utang itu tidak akan menaikkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB). "Tetap turun karena defisit primer bisa dikurangi," katanya, Senin (24/6). Dengan penurunan defisit primer, menurut Chatib, rasio utang terhadap PDB 2014 diperkirakan turun menjadi 22% dari APBNP 2013 yang sebesar 23,13%. Rasio utang terhadap PDB memang turun, namun bukan berarti nilai utangnya mengecil. Penurunan rasio utang bisa juga disebabkan karena nilai PDB Indonesia mengalami kenaikan.