KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) benar-benar melilit PT Garuda Indonesia Tbk(GIAA). Itulah sebabnya, perusahaan penerbangan pelat merah ini membutuhkan relaksasi keuangan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk(GIAA) Irfan Setiaputra, dalam rapat dengar pendapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4), mengatakan Juni ini akan ada utang jatuh tempo sekitar US$ 500 juta. Dengan kurs Rp 15.500, utang tersebut, setara Rp 7,75 triliun. “Untuk itu, sehingga kami butuh bantuan keuangan relaksasi dari perbankan,” kata Irfan. Menurut Irfan, persoalan di Garuda akan membawa efek domino. Jika Garuda bersamalah maka GMF AeroAsia, Aerofood ACS, Aerotran akan terkena efeknya.” Ini magnitude total hampir 25 ribu karyawan sehingga kami harus pastikan Garuda Indonesia tetap berlangsung, jadi kami tunda pembayaran kepada pihak ketiga," ujar Irfan.
Utang jangka pendek jatuh tempo, Garuda (GIAA) minta relaksasi ke kreditur
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) benar-benar melilit PT Garuda Indonesia Tbk(GIAA). Itulah sebabnya, perusahaan penerbangan pelat merah ini membutuhkan relaksasi keuangan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk(GIAA) Irfan Setiaputra, dalam rapat dengar pendapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4), mengatakan Juni ini akan ada utang jatuh tempo sekitar US$ 500 juta. Dengan kurs Rp 15.500, utang tersebut, setara Rp 7,75 triliun. “Untuk itu, sehingga kami butuh bantuan keuangan relaksasi dari perbankan,” kata Irfan. Menurut Irfan, persoalan di Garuda akan membawa efek domino. Jika Garuda bersamalah maka GMF AeroAsia, Aerofood ACS, Aerotran akan terkena efeknya.” Ini magnitude total hampir 25 ribu karyawan sehingga kami harus pastikan Garuda Indonesia tetap berlangsung, jadi kami tunda pembayaran kepada pihak ketiga," ujar Irfan.