KONTAN.CO.ID - PADANG. Bank Indonesia (BI) menyatakan, Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk jadi dan jasa. Tujuannya supaya devisa lebih kuat sehingga utang luar negeri lebih sehat dan terjaga. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini utang luar negeri dari pemerintah dan swasta sekitar 35% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini tergolong aman, tetapi jika dibandingkan dengan ekspor Indonesia, utang luar negeri ini jauh lebih tinggi. “Untuk bayar utang luar negeri perlu devisa yang kuat. Sekarang utang luar negeri dibanding penerimaan ekspor barang dan jasa mencapai 172%,” kata dia saat Regional Investment Forum (RIF) 2017 di Padang, Senin (16/10). Di negara lain seperti Filipina, persentasenya hanya sekitar 65%.
Utang lebih besar ketimbangan penerimaan negara
KONTAN.CO.ID - PADANG. Bank Indonesia (BI) menyatakan, Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk jadi dan jasa. Tujuannya supaya devisa lebih kuat sehingga utang luar negeri lebih sehat dan terjaga. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, saat ini utang luar negeri dari pemerintah dan swasta sekitar 35% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini tergolong aman, tetapi jika dibandingkan dengan ekspor Indonesia, utang luar negeri ini jauh lebih tinggi. “Untuk bayar utang luar negeri perlu devisa yang kuat. Sekarang utang luar negeri dibanding penerimaan ekspor barang dan jasa mencapai 172%,” kata dia saat Regional Investment Forum (RIF) 2017 di Padang, Senin (16/10). Di negara lain seperti Filipina, persentasenya hanya sekitar 65%.