Utang luar negeri Indonesia jadi US$ 358,7 miliar di triwulan I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2018 tercatat sebesar US$ 358,7 miliar atau tumbuh sebesar 8,7% yoy. Pertumbuhannya tercatat melambat dibandingkan triwulan I 2017 yang sebesar 10,4% yoy.

Dalam laporannya, BI menyatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan oleh ULN sektor pemerintah dan sektor swasta yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

“Selain untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kegiatan produktif dan investasi, ULN pemerintah juga digunakan untuk turut mendukung komitmen terhadap pendanaan hijau yang ramah lingkungan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (15/5).


Dengan demikian, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2018 yang tercatat di kisaran 34%. Rasio tersebut, menurut BI masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari total ULN.

Berdasarkan catatan BI, hingga akhir triwulan I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 181,1 miliar yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing sebesar US$ 56,3 miliar.

Lebih rinci, ULN Pemerintah pada akhir triwulan I meningkat sebesar US$ 3,8 miliar dari triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Sementara, di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada triwulan I 2018. BI menyatakan, perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018.

Sementara itu, ULN swasta tercatat tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA).

Secara tahunan, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor LGA pada triwulan I 2018 masing-masing tercatat sebesar 4,4% dan 19,3%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2%, relatif sama dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto