JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini, perbankan tancap gas mengamankan likuiditas valuta asing (valas). Sebagai bukti, perbankan mengajukan izin otoritas untuk meraih utang luar negeri sebesar US$ 6 miliar. Rencana bank meraih dana segar dari luar negeri ini tertutang lewat rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014. Dari total permohonan utang luar negeri US$ 6 miliar, Bank Indonesia (BI) hanya merestui 50% atau US$ 3 miliar. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, mengatakan, permohonan utang luar negeri yang diajukan perbankan dalam bentuk pinjaman dari induk bank, pinjaman bilateral, dan surat utang. "Tujuannya untuk pinjaman siaga, ekspansi usaha, dan bangun gedung," ujar Halim, akhir pekan lalu.
Utang luar negeri perbankan naik
JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini, perbankan tancap gas mengamankan likuiditas valuta asing (valas). Sebagai bukti, perbankan mengajukan izin otoritas untuk meraih utang luar negeri sebesar US$ 6 miliar. Rencana bank meraih dana segar dari luar negeri ini tertutang lewat rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014. Dari total permohonan utang luar negeri US$ 6 miliar, Bank Indonesia (BI) hanya merestui 50% atau US$ 3 miliar. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, mengatakan, permohonan utang luar negeri yang diajukan perbankan dalam bentuk pinjaman dari induk bank, pinjaman bilateral, dan surat utang. "Tujuannya untuk pinjaman siaga, ekspansi usaha, dan bangun gedung," ujar Halim, akhir pekan lalu.