Utang luar negeri swasta kalahkan utang pemerintah



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyoroti kondisi utang luar negeri (ULN) swasta yang saat ini jumlahnya melebihi utang luar negeri pemerintah. Sampai Januari tercatat oleh BI, utang luar negeri swasta mencapai US$ 141,4 miliar, lebih dari utang luar negeri pemerintah senilai US$ 127,9 miliar.

Mengingat hal itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menegaskan, bank sentral sebagai regulator akan memberikan peringatan kepada pihak swasta untuk menjaga posisi utang mereka.

BI bersama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan koordinasi terkait ULN swasta.


"BI tugasnya selalu memberi peringatan bahwa kita harus sudah mulai prudent sektor swasta. Memang pertumbuhan ekonomi Indonesia baik untuk permintaan kebutuhan modal. Kebutuhan modal ditawarkan pasar obligasi di luar negeri, tapi tetap saja harus menjaga rasio makro ekonomi agar tetap prudent. Debt equity ratio Indonesianaik terus," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Jumat (11/4).

Mirza menuturkan, saat ini kinerja ekspor belum kembali meningkat dengan baik. Karena itu, diperlukan adanya kontrol untuk menjaga rasio utang terutama dari pihak swasta.

"Statement dari IMF dan World Bank di Washington, juga memberi peringatan kepada negara-negara berkembang mengenai utang sektor swasta pada periode 2009-2013 yang naik tiga kali lipat. Sedangkan ULN swasta Indonesia, naik dua kali lipat," jelas Mirza.

Lebih lanjut Mirza mengungkapkan, cepat atau lambat suku bunga Amerika Serikat (AS) akan naik sebagaimana ditetapkan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve. Hal ini tentu akan menambah beban pembayaran bunga yang akan meningkat.

"Untuk itu kami mengimbau sektor swasta berhati-hati dan tetap prudent, supaya momentum pertumbuhan ekonomi ini bisa terus terjaga," ujarnya.

Mirza menjelaskan, dibandingkan ULN pemerintah, ULN swasta tidak memiliki rasio yang bagus. Sementara itu, jika defisit anggaran pemerintah meningkat, maka ada mekanisme untuk melakukan pengurangan terhadap utang-utang tersebut.

"Pasti ada mekanisme mengurangi defisit anggaran pemerintah, utang pemerintah terjaga dengan baik. ULN swasta dari 2009-2013 angkanya naik dari US$ 70 miliar ke US$ 141 miliar. Sekarang debt service rasio pada 2009 angkanya sekitar 21%, sekarang 40% lebih hampir 42% bahkan sempat 52%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri