KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri (ULN) swasta pada November 2023 tercatat sebesar US$ 196,2 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 3,2% secara tahunan (year on year/YoY). Catatan ini juga turun lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 2,3% YoY. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, penurunan ULN swasta terutama terjadi pada sektor pertambangan, hal ini disebabkan oleh normalisasi harga komoditas dunia.
“Sehingga pelaku usaha sektor pertambangan cenderung membatasi ekspansi,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (16/1). Baca Juga: Utang Pemerintah Indonesia Naik, BI Sebut Rasionya Terhadap PDB Masih Terjaga Meski begitu, ULN sektor manufaktur, perdagangan, dan transportasi cenderung mengalami peningkatan yang menunjukkan adanya ekspansi. Hal ini sejalan dengan resiliensi ekonomi domestik dan berlanjutnya pemulihan pasca pandemi. Sebelumnya Bank Indonesia menyampaikan, kontraksi pertumbuhan ULN ini bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1% dan 2,5% YoY.