Utang luar negeri swasta naik jadi tanda positif



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri Indonesia di akhir Agustus 2017 sebesar US$ 340,5 miliar. Posisi itu naik tipis dibanding akhir bulan sebelumnya yang tercatat US$ 339,83 miliar dan tumbuh 4,7% year on year (YoY).

Baru kali ini, utang luar negeri swasta tumbuh 0,1% year on year (YoY) menjadi US$ 165,6 miiliar setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Di akhir Juli, utang luar negeri swasta masih turun 1,1% YoY.

Menilik data BI, kenaikan utang luar negeri Agustus dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tersebut didorong oleh kenaikan utang sektor pengolahan sebesar 1,4% YoY menjadi US$ 35,64 miliar. Tak hanya itu, kenaikan utang tersebut juga didorong kenaikan utang luar negeri di sektor listrik, gas, air bersih, sektor bangunan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi.


Sementara sektor pertambangan sebagai penyumbang terbesar utang luar negeri swasta turun tipis 0,04% YoY. Begitu juga dengan sektor keuangan yang turun 1,95% YoY.

Sementara itu, secara bulanan, utang luar negeri swasta juga naik tipis dari akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 165,49 miliar. Kenaikan secara bulanan pada utang luar negeri swasta, disebabkan kanaikan utang pada sektor pengolahan, sektor listrik, air, dan gas, sektor pertambangan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pertumbuhan positif posisi utang luar negeri swasta dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi sinyal positif bagi ekonomi di dalam negeri. Terlebih, peningkatan utang luar negeri swasta didorong lonjakan utang sektor pengolahan.

"Berarti swasta sudah mulai melihat ada perbaikan permintaan sehingga berani ambil utang luar negeri," kata David kepada KONTAN, Senin (16/10).

Lebih lanjut menurutnya, kenaikan ULN swasta di sektor pengolahan tersebut juga sejalan dengan peningkatan investasi di sektor itu. "Sektor pengolahan, realisasi investasi asing yang masuk kan tidak semua dalam bentuk equity," tambah dia.

Meski menjadi sinyal positif perbaikan ekonomi, David melihat utang luar negeri sektor pertambangan yang masih turun secara tahunan disebabkan pengusaha yang belum optimistis. Pengusaha sektor ini lanjut dia, belum meyakini kenaikan harga komoditas yang terjadi sejak tahun 2016 akan berlanjut ke depannya.

Secara umum, David melihat kenaikan utang luar negeri swasta kali ini menjadi sinyal baik, meski kenaikannya masih sangat tipis. Kenaikan itu lanjut David, juga menjadi tanda bahwa dampak reformasi struktural mulai terasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon