Utang luar negeri untuk proyek jalan 2016 naik 16%



JAKARTA. Demi mendorong pembangunan proyek jalan di tahun 2016, pemerintah meningkatkan dana pinjaman luar negeri. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), jumlah pinjaman luar negeri naik 16,6% menjadi Rp 3,5 triliun. Tahun ini, PU-Pera menargetkan pinjaman luar negeri untuk proyek jalan hanya Rp 3 triliun.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU-Pera Hediyanto mengatakan, meningkatnya jumlah pinjaman yang diterima tahun depan tidak lain karena ada beberapa proyek sudah jalan dan memasuki proses konstruksi di 2016. "Tahun ini banyak proyek jalan yang masih tender," katanya, belum lama ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sumber dana pinjaman luar negeri tersebut berasal dari beberapa pemberi pinjaman asing, mulai dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Asian Development Bank (ADB), dan tak ketinggalan World Bank.


Selain lembaga donor, pemerintah akan memanfaatkan pinjaman bilateral. Negara yang menjanjikan pinjaman adalah China. Mengingat proyek yang bakal dikerjakan bersama dengan Negeri Tirai Bambu tersebut terbilang cukup banyak seperti jalan tol ruas Manado-Bitung, jalan tol ruas Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), jalan tol Solo-Kertosono, jalan tol Samiarinda-Balikpapan dan jembatan Tayan.

Sementara proyek-proyek yang bersumber dari Jepang antara lain, jalan tol akses pelabuhan Tanjung Priok serta dua paket jalan di Nangro Aceh Darussalam (NAD). Sedangkan untuk proyek yang dibiayai oleh Bank Dunia antara lain jalan di pantai barat Sumatera, jalan di Bengkulu, serta jalan di Lampung.

Hediyanto menambahkan, hingga akhir Juli lalu, penyerapan anggaran yang bersumber dari pinjaman luar negeri masih mini karena baru mencapai 20%-25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie