Utang Pemerintah Indonesia Menggunung, Sri Mulyani: Dilakukan Penuh Kehati-hatian



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Utang pemerintah Indonesia terus meningkat. Hingga 31 Maret 2023, utang pemerintah tercatat sebesar Rp 7.879 triliun. Utang tesrebut meningkat sebesar Rp 17,39 triliun dari bulan Februari 2023.

Terkait kenaikan utang itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pengadaan utang selalu dilakukan dengan penuh kehati-hatian di tengah dinamika perekonomian global yang tidak stabil.

“Pengadaan utang tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dengan kondisi pasar dan kas pemerintah yang saat ini cukup tinggi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (8/5).


Baca Juga: Normalisasi Harga Komoditas Jadi Tantangan Penerimaan Pajak Tahun Ini

Sri Mulyani mengatakan, di tengah gejolak perekonomian global yang tidak baik, pengadaan utang yang dilakukan pada kuartal I 2023 tersebut masih terukur dengan baik. Pembiayaan utang, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), pinjaman, sejauh ini dilakukan sesuai dengan rencana yang ada.

Selain itu, pengadaan utang juga selalu menyesuaikan dengan kondisi kas negara yang saat ini masih terjaga.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan bahwa perekonomian global saat ini sedang menghadapi tekanan dari tingginya inflasi dan suku bunga yang terus melonjak. Suku bunga yang melonjak di negara maju tersebut dapat memengaruhi kondisi negara berkembang.

“Jadi kebutuhan pembiayaan hingga April dan Mei masih cukup ample di tengah dinamika perekonomian global yang tidak pasti,” jelasnya.

Baca Juga: Hadiri Sejumlah Pertemuan di Korea, Ini yang Menjadi Pembahasan Sri Mulyani

Wanita kelahiran Bandar Lampung ini menambahkan, kinerja APBN hingga saat ini juga masih berjalan dengan baik, bahkan akan tetap berperan optimal sebagai peredam gejolak global dan momentum nasional.

APBN juga akan tetap dikelola dengan hati-hati dan konservatif, dengan cara memberikan ruang sebagai shock absorber untuk meredam gejolak ekonomi namun tetap dalam batas wajar.

“Meskipun komoditas dalam tren moderasi. Kita tetap antisipasi lewat APBN,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli