Utang Pemerintah Menanjak, DPR RI: Hentikan Proyek Mercusuar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam menilai, menurunnya penerimaan negara yang disebabkan anjloknya harga komoditas, dikhawatirkan akan menambah beban utang.

Ecky menyebut, saat ini utang pemerintah sudah sekitar Rp 8.262 triliun. Bahkan, peningkatan tersebut mencapai lebih dari Rp 5.000 triliun sejak 2024.

Dirinya menilai, jika proyek-proyek mercusuar terus berjalan dan penerimaan negara terus merosot karena anjloknya harga komoditas, maka beban utang akan terus bertambah.


"Bahkan, untuk pembayaran bunga saja pada 2024 sudah mencapai 15% dari total belanja negara. Saya khawatir bukan hanya soal utang yang terus meningkay, namun juga persoalan crowding out dana publik," ujar Ecky dikutip dari laman resmi dpr.go.id, Minggu (7/7).

Baca Juga: Mampukah Cadangan Devisa Menyokong Pembayaran Bunga Utang Pemerintah?

Ecky bilang, sentimen suku bunga The Fed akan memiliki konsekuensi pada peningkatan tingkay yield Surat Berharga Negara. Hal ini akan berdampak pada peningkatan beban bunga pada masa yang akan datang.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong spending better dalam belanja negara. Pemerintah perlu menghentikan pengeluaran yang tidak perlu seperti proyek-proyek mercesuar yang bukan menjadi prioritas.

"Berikutnya, pertebal bantalan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan. Kenaikan harga pangan, energi, dan listrik punya dampak instan dalam memukul masyarakat miskin dan mereka yang rentan untuk jatuh dalam jurang kemiskinan," katanya.

Baca Juga: Belanja Pemerintah Pusat Didominasi Pembayaran Bunga Utang dan Belanja Pegawai

Menurutnya, prioritas fiskal secara total harus dialokasikan untuk membantu masyarakat tersebut.

Anggaran belanja sosial perlu ditambah, salah satu yang menjadi perhatian adalah subsidi upah dan bantuan langsung bagi buruh dan pekerja informal di sektor pertanian.

Di tengah gejolak harga pangan, bantalan tersebut menjadi penting.

"Sebab, kenaikan harga yang terjadi, di satu sisi, tidak dapat diikuti oleh peningkatan pendapatan," kata Ecky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto