Utang Pertamina Rp 200 triliun segera jatuh tempo



DENPASAR. PT Pertamina mencari cara untuk melunasi utang-utangnya. Apalagi pada tahun 2020 ada sejumlah utang Pertamina berupa obligasi global yang bakal jatuh tempo.

"Total utangnya sekitar Rp 200 triliun dan secara bertahap 60%-70% -nya akan jatuh tempo mulai 2020 nanti. Ini waktunya sangat mepet," jelas Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dalam kegiatan Forum Sharing Teknologi Hulu di Bali (30/3).

Oleh sebab itu, manajemen harus sesegera mungkin mencari cara mendanai pelunasan utang tersebut. Selain itu efisiensi internal juga perlu dilakukan. Saat ini manajemen tengah menggenjot efisiensi baik dari sisi operasional hingga struktur keuangan, seperti menghilangkan praktik transaksi fiktif.


Pertamina juga akan memaksimalkan aset-aset non-produkktif. Dwi bilang, Pertamina punya aset berupa lahan. Jika ditotal luasnya mencapai jutaan meter persegi. Dengan aset seluas itu, bukan tidak mungkin akan menjadi sangat menguntungkan jika dijadikan aset yang lebih produktif, properti misalnya.

Mencari sumber pendanaan pelunasan utang dari kegiatan bisnis juga bisa dilakukan. Manajemen bakal merestrukturisasi sejumlah anak usahanya supaya menjadi perusahaan yang lebih menguntungkan. "Nanti, ada juga anak usaha yang kami dorong untuk melakukan IPO ," tambah Dwi. Sayang, dia tidak menyebut anak usaha mana yang sedang dipersiapkan untuk melakukan initial public offering (IPO) tersebut.

Semua itu dilakukan guna membuat kesehatan keuangan Pertamina menjadi lebih baik. Sebab, saat ini rasio utang perseroan sudah terbilang tinggi, nyaris mendekati level tiga kali. "Batas maksimumnya 3,5 kali. Jadi, pekerjaan rumah kami banyak," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa