Utang Waskita Karya (WSKT) melonjak, begini penjelasan Wakil Menteri BUMN II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menjabarkan penyebab PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memiliki utang, yang cukup tinggi pada tahun buku 2019, mencapai Rp 93,47 triliun, dalam Rapat Kerja yang berlangsung bersama Komisi VI DPR RI hari ini, Senin (27/9).

Kartika atau yang akrab disapa Tiko, menyebutkan jika beban utang menumpuk setelah WSKT banyak mengakuisisi proyek jalan tol dari pihak swasta yang berlangsung sejak 2015 hingga 2017. Salah satunya adalah penyelesaian tol Trans Jawa dan Sumatera dan ada total 16 ruas tol yang dikerjakan.

WSKT juga menggarap tugas melaksanakan transmisi Sumatra sehingga total pendanaan besar mencapai Rp 27,8 triliun. "Jumlah utang tersebut adalah akumulasi utang bank dan vendor. Utang senilai Rp 70,9 triliun bersumber dari pinjaman bank dan obligasi. Lalu sekitar Rp 20 triliun adalah utang Waskita kepada para vendor. Sehingga total adalah 93,47 triliun," paparnya, Senin (27/9).


Ia melanjutkan, kondisi pandemi Covid-19 semakin membuat pendapatan perusahaan berpelat merah jatuh, baik dari sisi konstruksi dan juga pengelolaan jalan tol sebab operasional lalu lintas menurun.

Untuk itulah, sebagai upaya penyelamatan atas utang Waskita, Kementerian BUMN melakukan delapan skema penyelamatan, di antaranya melalui restrukturisasi menyeluruh atas Grup Waskita, recycling aset bertahap, dan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue," ujar Tiko.

"Asset recycling dilakukan secara bertahap, mulai dari 2019 sudah ada 5 ruas dan sekarang sedang menyelesaikan ruas Cibitung-Tanjung Priok yang dibeli oleh PT Pelindo," sambung dia.

Kartiko menyebutkan, WSKT juga tidak mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) pada 20217-2019. Ia menambahkan, apa yang dilakukan WSKT terbalik, pihaknya melakukan pekerjaan terlebih dulu baru meminta PMN.

Baca Juga: Waskita Karya kantongi restu DPR laksanakan right issue dengan target Rp 4 triliun

Pekerjaan penyelesaian tol yang dilakukan WSKT tersebut, membuat utang perseroan naik empat kali lipat. Oleh karena itu, perseroan pun bertahap mulai melepas lima ruas tol. Pihaknya selesaikan tol Cibitung-Tanjung Priok, lalu dibeli Pelindo, dan berdiskusi dengan INA untuk beberapa ruas lain.

Tiko mengatakan, WSKT juga akan kembali ke bisnis inti yaitu konstruksi pada 2025 setelah melepas aset tol tersebut. Dengan demikian, Waskita Karya tidak lagi menjadi investor terutama tol dan akan kembali fokus ke bisnis konstruksi terutama ke air, jalan dan kereta api.

"Waskita Karya ditargetkan rights issue Desember, waktu memang mepet sekali sebab persetujuan PMN di keuangan agak pas-pasan di-push triwulan tiga, triwulan keempat selesai HMETD-nya seperti BRI," kata dia.

 
WSKT Chart by TradingView

Sementara itu, manajemen WSKT juga telah menyampaikan babak baru restrukturisasi utang perusahaan di mana sebanyak 21 bank telah sepakat untuk merestrukturisasi utang perusahaan. Upaya restrukturisasi ini dengan memberikan keringanan berupa perpanjangan tenor hingga lima tahun ke depan dengan tingkat bunga yang kompetitif.

Direktur Utama WSKT Karya Destiawan Soewardjono mengatakan total outstanding utang yang sepakat untuk direstrukturisasi mencapai Rp 29,2 triliun atau telah mencapai 100%. Restrukturisasi ini merupakan bagian dari transformasi bisnis yang tertuang dalam 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita.

"Perseroan sangat mengapresiasi penuh dukungan dari para perbankan yang telah memahami bahwa proses restrukturisasi ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja Perseroan dan ke depannya juga akan meningkatkan kepercayaan dan optimisme seluruh pihak kepada perseroan," kata Destiawan.

Selanjutnya: Pefindo beri peringkat idAAA(gg) untuk obligasi Waskita Karya (WSKT) Rp 1,77 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .