Utang Waskita Karya (WSKT) menumpuk, pengamat BUMN sebut ada dua opsi penyelamatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memiliki total utang sebesar Rp 89 triliun per Desember 2020. Pinjaman bank Waskita dan anak usahanya sebesar Rp 57 triliun. Selain itu terdapat utang usaha dan utang lainnya sebesar Rp 19 triliun. 

Pengamat Badan Usaha Milik Negara dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, ada beberapa opsi untuk menyelamatkan WSKT. Opsi ini antara lain mendivestasi atau pengurangan aset pada beberapa ruas tolnya. Misalnya, divestasi pada proyek-proyek investasi yang sudah di selesaikan.  “Opsi pertama itu akan mengurangi tekanan utang dan cashflow,” kata Toto kepada Kontan.co.id, Rabu (9/6). 

Sementara, opsi lainnya yakni dengan menyehatkan struktur pendanaan WSKT. Hal ini lantaran Toto menilai rasio utang terhadap ekuitas atawa debt to equity ratio (DER) Waskita sudah sangat tinggi yakni 11,82 kali. 


Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) memperpanjang masa jatuh tempo kredit sindikasi

“Sehingga perlu lebih banyak menggunakan financing proyek yang bersifat ekuitas misalnya memanfaatkan pembiayaan yang berasal dari sovereign wealth fund (SWF),” ujarnya. Dengan demikian, kedua opsi ini menjadi usulan dari Toto untuk menyelamatkan emiten pelat merah milik BUMN.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, ada sembilan ruas tol yang akan didivestasi oleh WSKT antara lain Kayu Agung-Palembang-Betung dan Ciawi-Sukabumi sedang proses dengan investor asing. Sedangkan Cibitung-Tanjung Priok, Cinere-Serpong, Batang-Semarang, dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar tengah dalam proses dengan investor domestik. 

Dari sembilan ruas tol yang akan didivestasikan tahun ini, sebanyak empat ruas tol tinggal menunggu investor melakukan pengecekan lapangan.

Baca Juga: Anggaran infrastruktur 2022 dipangkas, begini kata analis soal nasib BUMN Karya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati