Utilisasi Mesin Perkakas Terpangkas



JAKARTA. Krisis Amerika Serikat (AS) naga-naganya memukul industri mesin perkakas. Penundaan investasi yang dilakukan oleh berbagai investor menyebabkan utilisasi mesin perkakas terpangkas. Ketua Utama Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (Asimpi) Dasep Ahmadi mengatakan, sejak Agustus kapasitas produksi mesin perkakas sudah tergunting. "Saat ini hanya berproduksi sebesar 30% dari kapasitas pabrik," katanya, kemarin. Padahal, tahun lalu kapasitas pabrik telah mencapai 80%. Menurut Dasep, penciutan produksi ini akibat banyaknya perusahaan yang berencana menunda investasinya alias menunda pembelian mesin perkakas. Dasep bilang, investasi yang tertunda lebih banyak berasal dari industri komponen otomotif.Kata Dasep, penundaan ini akan berlangsung hingga kondisi perekonomian Indonesia kembali stabil. "Mungkin hingga tahun depan atau selambat-lambatnya 2010," paparnya. Asal tahu saja, industri alat perkakas saat ini masih didominasi perusahaan kelas menengah dengan total sebanyak 20 perusahaan. Mesin perkakas adalah industri penopang menufaktur diantaranya mesin pembuat stang motor, pelek motor, dan lain sebagainya.Tahu utilisasi mesin terpangkas begini, Asimpi lantas menurunkan target penjualannya pada tahun ini menjadi Rp 500 miliar dari patokan sebelumnya yang mencapai Rp 1 triliun. Target ini sangat rendah jika dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 800 miliar. Tak cukup itu saja, rencana peningkatan kapasitas produksi yang akan dilakukan sebagian anggotanya yang mencapai US$ 10 juta juga akan tertunda. "Siapa mau nambah kalau tidak ada yang beli," tanyanya. Djamprong Kartiko, Manajemen PT Fin Tetra Engineering, salah satu perusahaan pembuat mesin perkakas yang berlokasi di Bandung membenarkan jika perusahaannya memangkas kapasitas produksinya hingga menjadi 30%. "Saya belum hitung berapa kerugian yang diderita," katanya.  Yang lebih mengkhawatirkan produsen mesin perkakas adalah membanjirnya mesin perkakas asal China lantaran harganya lebih murah ketimbang mesin lokal. Namun, Dasep enggan mengatakan berapa banyak pengalihan ini akan terjadi. "Saya belum punya datanya," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: