Utilisasi pabrik minim, Hartadinata akan genjot produktivitas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk akan meningkatkan utilitas pabrik dengan menggenjot kapasitas produksi.

M Ath Thoriq, Sekretaris Perusahaan PT Hartadinata Abadi Tbk mengatakan Hartadinata memiliki empat pabrik untuk memproduksi emas yang berlokasi di Kabupaten Bandung. Tapi utilitas pabrik tersebut belum terlalu besar.

"Kapasitas maksimum sampai 2.500 kilogram (kg) sebulan, kalau setahun bisa 30 ton, tetapi kami baru produksi sekitar 730 kg per bulan," ungkap Thoriq saat dihubungi KONTAN.co.id, Jumat (2/3).


Menurut Thoriq, produktifitas pabrik belum mencapai kapasitas maksimum lantaran untuk mencapainya diperlukan bahan baku yang cukup banyak atau sekitar 90% emas murni.

Untuk mendapatkan 90% emas murni, Hartadinata membutuhkan suntikan modal yang lebih besar. Thoriq bilang, selama ini, pasokan bahan baku diperoleh dari pembayaran maupun vendor emas murni yang sudah berjalan selama puluhan tahun.

Menurut Thoriq, sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia, pihaknya biasa memproduksi 650 kg per bulan. Pasca IPO, produktivitas tersebut meningkat jadi 730 kg per bulan.

"Kami belum ada rencana untuk membangun pabrik baru, karena utlisasi kami masih 30% sehingga masih banyak ruang untuk meningkatkan produksi tanpa membuka pabrik baru," ungkap Thoriq.

Perusahaan ini juga berencana untuk lebih banyak membuka toko baru guna memperluas jalur distribusinya. Untuk melancarkan rencana ekspansi itu, Hartadinata mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar untuk pembukaan 100 toko.

Maklum, tahun ini Hartadinata ingin meningkatkan kontribusi penjualan melalui distribusi ritel hingga 30%. Selama ini, kontribusi penjualan terbesar Hartadinata masih berasal dari penjualan ke wholesaler.

"Kami mau perbesar pendapatan dari jaringan toko kami sendiri. Kalau kita perbesar jaringan toko sendiri, kan margin kami lebih besar," ungkap Thoriq

Thoriq mengungkapkan, selama ini penjualan ke wholesaler menyumbang hingga 90% terhadap total penjualan Hartadinata, sementara sisanya berasal dari toko ritel.

Dalam beberapa tahun ke depan, Hartadinata ingin meningkatan kontribusi pendapatan dari penjualan ritel. "Ketika dalam 3 tahun kami bisa meningkatkan 25%-30% penjualan dari toko, margin kami juga ikut meningkat jadinya," lanjut Thoriq.

Dari sisi segmen, Hartadinata memiliki empat produk emas dengan kadar yang berbeda - beda, yakni 30% , 37,5%, 70%, dan 75%. Menurut Thoriq, mayoritas penjualan yang dicatatkan oleh perseroan masih disumbang dari produk emas kadar rendah. "Kadar 37,5% itu menyumbang 75% penjualan," imbuhnya.

Thoriq menjelaskan, beberapa gerai di daerah lebih banyak mencatatkan penjualan kadar rendah. Beberapa dari mereka membeli emas untuk keperluan tabungan, sehingga bisa dijual kembali.

Namun begitu, sebagian besar pembeli atau di atas 50% membeli produk Hartadinata sebagai aksesoris atau perhiasan. "Kalau buat invetasi, mereka lebih banyak beli buat Logam Mulia," katanya.

Hingga akhir 2018, Hartadinata menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20%. Thoriq menduga akan ada kenaikan permintaan dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sekitar 12%-13% dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi