UU Anti Deforestasi Eropa Disahkan, Pengamat Core: Tidak Ganggu Pendapatan Negara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uni Eropa (UE) resmi memberlakukan Undang-Undang (UU) Anti Deforestasi pada 16 Mei 2023 yang lalu.

Setidaknya, ada tujuh komoditas yang diatur dalam UU Anti Deforestasi Uni Eropa ini, seperti sawit, kopi, daging, kayu, kakao, keledai dan karet.

Lantas, apakah hadirnya UU Anti Deforestasi Uni Eropa ini akan berdampak ke penerimaan negara kita?


Baca Juga: Eropa Kembali Menjegal Ekspor CPO Indonesia

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai bahwa pendapatan penerimaan pajak baik dari sisi ekspor dan juga penerimaan pajak tidak serta merta menurunan dengan adanya UU Anti Deforestasi yang dikeluarkan Uni Eropa ini.

Hal ini dikarenakan, pangsa pasar dari produk perkebunan dari Indonesia itu tidak hanya ke Eropa saja, melainkan memiliki pangsa pasar lainnya.

"Misalnya ada dampak yang diberikan terutama dari penurunan permintaan produk komoditas perkebunan oleh Eropa, maka pemerintah Indonesia tentu bisa melakukan strategi untuk meluaskan pasar lain yang masih punya potensi besar untuk dikembangkan seperti pasar Afrika," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (2/7).

Selain itu, Yusuf bilang, apabila pemerintah Indonesia bisa menggandeng beberapa pelaku usaha besar atau industri yang dinilai selama ini menjadi faktor penyumbang deforestasi dan kemudian mencoba menyesuaikan dengan UU Anti Deforestasi ini, maka hal ini tidak akan serta merta mengurangi pendapatan yang selama ini didapatkan dari industri perkebunan.

Baca Juga: Ada Wacana Ekspor Sawit Dialihkan ke Afrika, Begini Kata Pengusaha

"Kami belum menghitung secara rinci, hanya saja secara umum sebenarnya kalau suatu industri perkebunan bisa memanfaatkan lahan yang sudah dimiliki saat ini dengan cara meningkatkan produktivitas misalnya, maka seharusnya hal tersebut tidak kemudian mengurangi potensi pendapatan dari industri perkebunan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto