KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengadakan Wreck-IT 3.0 pada tahun 2022, Poltek SSN menggandeng Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah kembali menghadirkan WreckIT 4.0 dengan mengusung tema yaitu “#EncouragingInnovation: Developing Younger Generation through Education and Technology” yang diselenggarakan secara luring. Ini merupakan kedua kalinya Wreck-IT diselenggarakan secara luring yang sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2019. Perkembangan teknologi yang masif perlu diiringi pengetahuan tentang pengamanan teknologi tersebut, salah satunya adalah keamanan siber. Politeknik Siber dan Sandi Negara sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan Badan Siber dan Sandi Negara turut serta menyadari pentingnya meningkatkan kesadaran risiko keamanan informasi di Indonesia serta membangun talenta keamanan siber yang kompeten.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap insiden serangan siber di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2021. Pada tahun ini jumlah serangan mencapai hampir satu miliar, sedangkan di tahun sebelumnya sebanyak 1,6 miliar.
Baca Juga: Pertumbuhan DPK Perbankan Semakin Subur, Ini Faktor Penopangnya Juru bicara BSSN, Ariandi Putra mengatakan kasus pembobolan data pada tahun 2022 merupakan salah satu serangan dunia maya yang paling terkenal, termasuk yang ditemukan oleh peretas Bjorka. Memperhatikan hal tersebut, Politeknik Siber dan Sandi Negara bekerja sama dengan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah, sebagai salah satu bank nasional yang memiliki perhatian tinggi dalam isu keamanan siber, kembali menyelenggarakan WRECK INFORMATION TECHNOLOGY atau Wreck-IT. Wreck-IT di tahun ke 4 ini mengangkat isu tentang pentingnya inovasi dan peran dari generasi muda dalam meningkatkan keamanan siber. Wreck-IT 4.0 terdiri dari 2 rangkaian acara, yaitu kompetisi Capture The Flag (CTF) berskala nasional sebagai ajang untuk melatih dan mengasah skill yang dimiliki generasi muda dalam keamanan siber. Acara kedua yaitu seminar yang diadakan secara
hybrid dengan mengundang pakar untuk berbagi informasi terkait perkembangan dunia keamanan siber di sektor
cloud computing dan sektor industri 4.0. Baik kompetisi maupun seminar diselenggarakan secara gratis tanpa pemungutan biaya sedikit pun dari peserta. Konsep CTF yang akan digunakan pada babak penyisihan Wreck-IT 4.0 adalah
jeopardy style, tiap tim bersaing untuk mendapatkan poin tertinggi dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari setiap soal yang tersedia. Setiap soal menguji kemampuan peserta di berbagai bidang berbeda, seperti
web exploitation, cryptography, reverse engineering, pwn, forensic, dan misc. Bentuk soal yang variatif dapat menciptakan suasana pengerjaan yang lebih dinamis dan tidak monoton, menyesuaikan kemampuan dan komposisi masing-masing tim.
Baca Juga: NIM Perbankan Masih Naik Per Maret 2023 Pada babak final, digunakan konsep
attack/defense, dimana masing-masing tim berusaha untuk mendapatkan
flag dari suatu sistem informasi yang sudah disiapkan, dengan menggunakan teknik-teknik bertahan dan menyerang. Besar harapan Politeknik Siber dan Sandi Negara dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah bahwa kegiatan ini dapat membawa dampak berkelanjutan dalam membangun bibit-bibit unggul talenta keamanan siber di Indonesia. “Perkembangan teknologi yang sangat masif perlu di iringi dengan kesadaran dan pengetahuan keamanan siber. Makin maraknya serangan siber saat ini mendorong Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah untuk berkolaborasi erat secara berkesinambungan untuk melahirkan bibit muda yang unggul dalam hal keamanan siber” ujar Soejanto Soetjijo, direktur Bank Sinarmas dalam keterangannya, Minggu (21/5). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi