UUS CIMB Niaga Catat Laba Bersih Tumbuh 34,81% Jadi Rp 1,82 Triliun di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mampu mengoptimalkan unit usaha syariah (UUS) di tengah pandemi. CIMB Niaga Syariah mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,82 triliun di 2021. 

Nilai ini tumbuh 34,81% year on year (yoy) dari periode yang sama di 2020 sebesar Rp 1,35 triliun. Hal ini tak terlepas karena pertumbuhan pembiayaan 15,78% yoy dari Rp 31,93 triliun menjadi Rp 36,97 triliun.

Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 41,51 triliun. Nilai ini tumbuh 39,16% yoy dari posisi 2020 sebesar Rp 29,83 triliun. 


Sedangkan komposisi dana murah atau current account and saving account (CASA) naik dari 52,6% di 2020 menjadi 63,2% di 2021. 

CIMB Niaga Syariah memproyeksikan pembiayaan bisa tumbuh di kisaran 10% hingga 15% di 2022. 

Direktur Syariah Banking CIMB, Niaga Pandji P. Djajanegara menyatakan akan mengandalkan segmen konsumer sebagai motor utama pertumbuhan bisnis tahun ini. Utamanya, mengoptimalkan pembiayaan pemilikan rumah.

Baca Juga: Bank Syariah Bidik Pertumbuhan Pembiayaan Emas pada Tahun Ini

“Selain itu, beberapa proyek infrastruktur. Strateginya syariah first untuk sektor financing dan funding. Untuk dana pihak ketiga (DPK) fokus di dana murah (CASA) dan pertumbuhannya menyesuaikan kebutuhan pembiayaan,” ujar Pandji kepada Kontan.co.id belum lama ini.

“Tahun lalu kinerja terbantu dari pertumbuhan financing dan dana, lalu biaya dana yang turun tajam karena peningkatan CASA dan pricing deposito yang juga turun,” jelasnya. 

Selain itu, UUS mampu mengerek pendapatan berbasis komisi lebat peningkatan bisnis  transaksi treasury dan wealth management. 

Kualitas pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross naik dari 1,1% ke 1,4%. Namun, NPF net-nya menurun dari 0,7% ke 0,6% artinya UUS CIMB Niaga Syariah melakukan menambah pencadangan. 

“NPF pada 2022 akan di sekitar itu juga, karena akan ada kemungkinan pemburukan pembiayaan akibat Covid-19 yang mungkin gagal restrukturisasi. Namun pembiayaan akan terus tumbuh juga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi